Namun sejak 2015 Anak Krakatau kembali memasuki periode aktif.
Ilmuwan sempat meyakini Anak Krakatau hanya akan kembali mengancam jika mencapai ketinggian serupa sang ibu, yakni 800-an meter di atas permukaan laut.
Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Warga Panik Berlarian, Dua Kecamatan di Lumajang Gelap Gulita
Namun erupsi pada 22 Desember 2018 tercatat sebagai yang paling mematikan dalam sejarah Anak Krakatau.
Serupa seperti letusan Krakatau pada 1883, geliat vulkanik Anak Krakatau menciptakan gelombang tsunami yang menewaskan hampir 500 orang di Banten dan Lampung.
Gelombang air itu tercipta ketika punggung gunung seluas 44 hektar tersebut amblas ke dalam laut.***