Mengajak kita bersatu
Bertumpah darah yang satu
Berbangsa yang satu
Berbahasa persatuan
Dan tidak meninggalkan bahasa Ibu
Bangkit dan banggakanlah negeriku Indonesia tercinta
Banggakan dengan aksi
Banggakan dengan karya
Banggakan dengan abdi dan kesungguhan atas cinta
Karena kita sudah bosan mendengar kata-kata mutiara
Karya: Ozy V. Alandika
Puisi 7: Pemuda Penjaga Bahasa
Bahasa persatuan adalah Bahasa Indonesia
Kau mungkin lebih tahu
Bahkan lebih paham tentang hal itu
Sejak dulu
Sejak kita masih belajar membaca bersama ibu
Sejak kita datang ke sekolah lalu dimarahi guru
Katanya kau belum lancar membaca
Lupa memotong kuku
Merasa enggan menyampul buku
Hingga akhirnya kita disuruh hormat menghadap tiang bendera
Bukannya berbinar, mata ini malah perih menatap langit biru
Badan jadi basah dan berpelu
Teman-teman terharu
Lalu kita dapat tugas tambahan untuk dikerjakan hari Minggu
Dan sadarkah engkau tentang apa yang kukatakan hari itu?
Kita berbicara dengan lantang menggunakan bahasa sendiri
Bangga dengan suku dan ragam yang ada di dalam negeri
Lemah lembut dalam sapa
Enggan mencaci maki
Karena orang tua dan guru mengajarkan kita tentang pentingnya menghormati
Tidak seperti hari ini
Kata-kata dan bahasa berserak dan terkotori
Mereka terus merapal amarah hingga menyayat hati
Mengolok-olok negeri
Mengaku paling hebat, kuat dan berdikari
Dengan bangga berteriak kata-kata asing seraya melirik kita yang tak mengerti
Padahal itulah seburuk-buruknya bahasa
Melukai mereka dan dirinya sendiri
Menyayat negeri dan bahasa Ibu Pertiwi