Ketua MPR RI: Akses Pendidikan Tinggi Belum Merata

- 2 Juli 2021, 21:38 WIB
TERIMA REKTOR UT - Ketua MPR RI  Bambang Soesatyo (kanan) menerima Rektor Universitas Terbuka (UT)  Ojat Darojat di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Kamis, 1 Juli 2021.(DOK. KETUA MPR RI BAMBANG SOESATYO)
TERIMA REKTOR UT - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (kanan) menerima Rektor Universitas Terbuka (UT) Ojat Darojat di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Kamis, 1 Juli 2021.(DOK. KETUA MPR RI BAMBANG SOESATYO) /DOK. KETUA MPR RI BAMBANG SOESATYO

KALBAR TERKINI - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo  menegaskan,  pemerataan akses pendidikan tinggi (PT) masih belum merata di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dari sekitar dua sampai tiga juta lulusan SMA dan SMK setiap tahun, hanya sekitar 38 persen yang bisa melanjutkan pendidikan di PT.

"Artinya, hanya sedikit 'generasi emas' Indonesia yang mampu menyandang gelar sarjana," ujar Bamsoet -panggilan akrabnya- usai menerima Rektor Universitas Terbuka (UT)  Ojat Darojat di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Kamis, 1 JUli 2021.

Dalam siaran pers yang diterima Kalbar-Terkini.com, Jumat, 2 Juli 2021, Ketua DPR RI ke-20 ini menuturkan, sistem pendidikan jarak jauh berbasis teknologi informasi, bisa menjadi salah satu solusi terbaik untuk pemerataan akses pendidikan tinggi.

"Sistem pendidikan berbasis teknologi informasi mampu menyediakan akses pendidikan seluas-luasnya bagi lulusan sekolah menengah tingkat atas di seluruh wilayah Indonesia, baik yang tidak terserap oleh perguruan tinggi, maupun yang terpaksa menunda melanjutkan pendidikan karena harus bekerja," katanya.

Baca Juga: Pertama Di Jerman, Akademi Agama Islam Resmi Dibuka

Bamsoet lebih  lanjut berkata: "Penyelenggaraan pendidikan yang masih mengadopsi sistem dan prosedur konvensional, harus mulai bergeser pada optimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi informasi."

"Kondisi pandemi Covid-19 mengajarkan kita untuk semakin menegaskan urgensi pemanfaatan teknologi informasi sebagai langkah terobosan untuk menyiasati berbagai kendala, terutama pembatasan aktivitas dan kontak fisik dalam proses belajar mengajar," ujarnya.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia ini menambahkan, penerapan sistem pendidikan jarak jauh berbasis teknologi informasi sangat mungkin dilaksanakan di Indonesia. Data dari perusahaan media asal Inggris (We Are Social) mencatat,  jumlah pengguna internet di Indonesia per Januari 2021, mencapai 202,6 juta,  dengan tingkat penetrasi 73,7 persen.

"Tingginya angka penetrasi internet yang terus memperlihatkan tren peningkatan, menunjukkan bahwa dari aspek aksesibilitas, mayoritas penduduk Indonesia, khususnya pelajar dan mahasiswa telah dapat menjangkau akses internet," tambahnya.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah