Namun, penduduk setempat mengklaim bahwa mereka selama bertahun-tahun kerap mendengar ratapan anjing-anjing itu. Suatanya sedih, menyanyat-nyayat, dan konon, konon lho: 'beda-beda'' tipis dengan lagunya Dian Pisesha dari Indonesia.
Kemunculan anjing misterius jenis ini, hanya diketahui dari pengamatan 'anekdotal' dan dua foto yang diambil pada 1989 dan 2012. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang gigi taring ini, ahli zoologi James McIntyre, memimpin ekspedisi lapangan ke dataran tinggi Papua Nugini di bagian barat pulau, dekat salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia, Grasberg.
Dalam ekspedisi, McIntyre dan rekan-rekanny termasuk ilmuwan dari Universitas Papua, melakukan pemotretan dan mengumpulkan sampel kotoran dari 15 ekor anjing liar dataran tinggi yang terlihat bertingkah dan melolong, sangat mirip dengan anjing penyanyi Papua Nugini.
Dua tahun kemudian, para peneliti berhasil menjebak dan mengumpulkan sampel darah dari tiga ekor hewan tersebut. Para ilmuwan mengurutkan genom ketiga anjing tersebut, dan membandingkan DNA inti mereka dengan 16 anjing penyanyi Guinea Baru yang ditangkap: 25 dingo, dan lebih dari 1000 anjing dari 161 ras lain.
Genom sendiri adalah keseluruhan informasi genetik yang dimiliki suatu sel, organisma atau khususnya keseluruhan asam nukleat, yang memuat informasi genetik. Secara fisik, genom terbagi menjadi molekul-molekul asam nukleat yang berbeda (sebagai kromosom atau plasmid).
Sementara secara fungsi, genom terbagi menjadi gen-gen. Istilah genom diperkenalkan pada 1920 oleh Hans Winkler dari Universitas Hamburg, Jerman. , Kata ini, mungkin sebagai gabungan dari kata gen dan kromosom atau dimaksudkan untuk menyatakan kumpulan gen.
Baca Juga: Masuk Kelompok Rentan Terpapar, Wartawan di Pontianak Jalani Vaksinasi Covid-19
Masih 'Sodara' Dingo
Anjing liar bersuara 'Pance Pondaag' dari dataran tinggi pulau dan anjing penyanyi di pulau induk Guinea Baru, ternyata memiliki profil genetik yang hampir identik. Temuan ini pun langsung dilaporkan ke National Academy of Sciences.
Kedua jenis anjing ini juga berkerabat dekat dengan dingo, dan sedikit berhubungan dengan anjing lain dari Asia Timur, seperti chow chow, akita, dan shiba inu.