KALBAR TERKINI – Bulan November merupakan rentan terjadinya curah hujan tinggi, hal ini tentu dapat menyebabkan banjir cukup besar.
Terkadang, perubahan iklim juga bisa membuat pemanasan global di berbagai daerah tertentu yang terkena dampat dari kejadian tersebut.
Yang dimana pada pemanasan global itu, bisa disebut dengan kemarau yang cukup lama. Jadi, kedua fenomena alam ini disebut El Nino dan La Nina.
Baca Juga: Viral NNN Challenge Bagi Pria: Pengertian, Sejarah, Aturan Main dan Manfaatnya
Adapun untuk mengetahui artian maupun semua tentang El Nino dan La Nina, akan tertera di bawah ini.
Apa itu El Nino dan La Nina?
El Niño dan La Niña adalah fenomena iklim global yang disebabkan oleh perubahan siklus suhu air di Samudra Pasifik.
Baca Juga: Mensos Tri Rismaharini Tinjau Langsung Kondisi Banjir di Kalimantan Barat
Sementara terfokus pada bagian kecil Pasifik dekat Khatulistiwa, pergeseran ini memiliki konsekuensi global. Mereka mempengaruhi suhu dan curah hujan.
Setiap peristiwa El Niño atau La Niña berlangsung antara 9-12 bulan, dan rata-rata terjadi setiap 2-7 tahun.
Apa itu El Nino?
Baca Juga: 4 Kisah Tragis Perayaan Halloween, Moment Saling Menakuti Berubah Menjadi Darah
El Niño adalah fase pemanasan suhu air di sekitar Khatulistiwa Pasifik. Selama pola cuaca normal di sekitar Khatulistiwa, angin pasat membawa air hangat dari daerah tropis Samudra Pasifik.
Bergerak ke barat, angin mendistribusikan air hangat dari Pasifik Timur ke wilayah laut yang lebih dingin.
Selama El Niño, angin tersebut melemah, dan perjalanan air hangat dari timur ke barat berhenti.
Baca Juga: 5 Puisi Tentang Sumpah Pemuda Yang Diperingati Setiap 28 Oktober
Angin berbalik dan membawa air hangat kembali ke timur, yang membuat bagian hangat dari Samudra Pasifik semakin hangat.
Suhu permukaan laut dapat meningkat 1-3° Fahrenheit selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
Apa itu La Nina?
Baca Juga: Apa Itu Subway? Waralaba Makanan Terpopuler di Amerika Serikat, Resmi Hadir Untuk Indonesia
La Niña adalah kebalikan dari El Niño: intensifikasi pola cuaca normal. Hal ini menyebabkan suhu permukaan laut menjadi dingin saat angin menguat dan meniupkan air hangat ke arah barat.
Efek El Nino dan La Nina
El Niño dan La Niña tidak hanya mempengaruhi suhu laut, tetapi juga seberapa banyak hujan di darat. Tergantung pada siklus mana yang terjadi (dan kapan), ini bisa berarti kekeringan atau banjir.
Baca Juga: 8 Gerakan GYM Untuk Pemula Ala Maria Vania
Biasanya, El Nino dan perairannya yang hangat dikaitkan dengan kekeringan, sedangkan La Nina dikaitkan dengan peningkatan banjir.
Namun, karena sistem cuaca global sangat kompleks, hal ini tidak selalu terjadi. Misalnya, pada tahun 2015, El Niño menyebabkan banjir dan kekeringan di tempat yang berbeda.
Apakah perubahan iklim menyebabkan El Nino?
Baca Juga: 6 Cara Mudah Belajar Jelang PTS dan Ujian, Pelajar Wajib Tahu Ini!
Tidak. El Niño dan La Niña merupakan kejadian alam dan bukan disebabkan oleh perubahan iklim.
Namun, para ilmuwan iklim sedang mempelajari bagaimana perubahan iklim dapat mengintensifkan efek El Niño dan La Niña.
Saat ini, menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), tidak jelas bagaimana siklus El Niño dapat berubah seiring dengan meningkatnya suhu dunia.
Baca Juga: Pengertian Dasar Negara Indonesia, Makna, Fungsi Sebagai Pandangan Hidup Bermasyarakat dan Bernegara
“Ada bukti untuk segala macam hasil,” tulis mereka di Blog ENSO mereka pada tahun 2018.
Apakah itu lebih banyak El Nino, peristiwa keseluruhan yang lebih kuat, atau bahkan penurunan jumlah El Niño atau La Niña.
Ketidakpastian ini disebabkan oleh rumitnya memberi dan menerima antara atmosfer dan lautan dengan banyak tombol penyetelan berbeda yang masing-masing dapat disesuaikan dengan perubahan iklim.***