Punahnya Anjing Penyanyi Papua Nugini: Lolongannya Memilukan, 'Saingan Beratnya Panbers'

4 Maret 2021, 01:49 WIB
ILUSTRASI - Anjing-anjing penyanyi diklaim belum punah dari lembah-lembah di sebuah pulau di Papua Nugini. Tapi kemunculan spesies yang mirip di dataran tinggi pulau induk, membuat para ahli penasaran sehingga menjadi penelitian khusus karena karakter vokalnya yang unik./FOTO AMAZONE/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI - Melolong di pebukitan, lembah atau di tengah hutan. Bener-bener deh suara anjing-anjing liar ini begitu menggugah perasaan di kalangan warga pedalaman di sebuah pulau di Papua Nugini (New Guinea). Itu sebabnya,warga menamakannya  Anjing Penyanyi.

Lolongan anjing-anjing ini sangat menyedihkan, memancing tetesan air mata, sehingga, konon, 'nyanyian'-nya  lebih pilu dari lagu-lagunya Pance Pondaag, Panbers atau Percy Sledge. Pokoknya,  'anjing penyanyi' ini, saingan beratnya dengan 'manusia penyanyi'. Bedanya, anjing bernyanyi tidak pernah patah hati. Patah, tumbuh, hilang,  berganti. Selesai satu, tinggal main 'kode mata', langsung dapat deh gantinya.

Hanya saja, sebagaimana dilansir  Kalbar-Terkini.com dari Science Magazine, 31 Agustus 2020, raungan sedih anjing penyanyi Guinea Baru, sudah tak terdengar lagi dari seluruh pegunungan dan lembah yang subur di pulau itu. Populasi anjing liar ini diperkirakan telah punah, beberapa dekade yang lalu.

Baca Juga: Waspada, 'Hacker' China sedang Serang Amerika: Hati-hati Gelar Konferensi Video!

Mamalia-mamalia yang memiliki suara spesifik karena struktur taring, diklaim sebagai sepupu dekat Dingo, anjing endemik  Australia . Struktur tubuhnya sama. Bedanya, jika lolongan dingo malah bikin seram, maka beda dengan suara dari 'saudara-saudaranya ' di Papua Nugini: menyayat-nyayat hati bagi yang baperan. Dan yang  pasti, Pance Pondaag tak pernah datang ke situ untuk melatih vokal mereka.

Sebuah penelitian baru menunjukkan, anjing-anjing liar yang tinggal di dekat tambang emas di dataran tinggi Papua Nugini, sebenarnya adalah hewan yang sama. Belum diketahui kapan anjing penyanyi ini tiba di negara yang berbatasan dengan dua provinsi di Pulau Papua di Indonesia itu.

Dari bukti paling awal tentang dingo yang ditemukan sekitar 3.500 tahun yang lalu di Australia,  banyak arkeolog memperkirakan, anjing penyanyi, berkulit cokelat, berambut pendek bergaya Army Look-lah, seukuran jenis border collie  ini, awalnya adalah dingo yang muncul di  Papua Nugini karena dibawa oleh pendatang dengan perahu.

Baca Juga: Drama Seri 'Tandav' Dimaki di India, Jeff Bezos Minta Maaf

Saat ini, antara 200 dan 300 anjing penyanyi Papua Nugini, hidup di kebun-kebun binatang dan suaka-suaka di seluruh dunia. Populasinya telah punah di alam liar. Sejak dekade 1970-an, belum ada penampakan mamalia ini yang dikonfirmasi, seiiring dengan pesatnya  populasi manusia ke habitat mereka.

Namun, penduduk setempat mengklaim bahwa mereka selama bertahun-tahun kerap mendengar ratapan anjing-anjing itu. Suatanya sedih, menyanyat-nyayat, dan konon,  konon lho: 'beda-beda'' tipis dengan lagunya Dian Pisesha dari Indonesia.

Kemunculan  anjing misterius jenis ini, hanya diketahui dari pengamatan 'anekdotal' dan dua foto yang diambil pada 1989 dan 2012. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang gigi taring ini, ahli zoologi James McIntyre, memimpin ekspedisi lapangan ke dataran tinggi Papua Nugini di bagian barat pulau, dekat salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia, Grasberg.

Dalam ekspedisi, McIntyre dan rekan-rekanny termasuk ilmuwan dari Universitas Papua, melakukan pemotretan dan mengumpulkan sampel kotoran dari 15 ekor anjing liar dataran tinggi  yang terlihat bertingkah dan melolong, sangat mirip dengan anjing penyanyi Papua Nugini.

Dua tahun kemudian, para peneliti berhasil menjebak dan mengumpulkan sampel darah dari tiga ekor hewan tersebut. Para ilmuwan mengurutkan genom ketiga anjing tersebut, dan membandingkan DNA inti mereka dengan 16 anjing penyanyi Guinea Baru yang ditangkap: 25 dingo, dan lebih dari 1000 anjing dari 161 ras lain.

Genom  sendiri   adalah keseluruhan informasi genetik yang dimiliki suatu sel, organisma atau khususnya keseluruhan asam nukleat,  yang memuat informasi genetik.  Secara fisik, genom terbagi menjadi molekul-molekul asam nukleat yang berbeda (sebagai kromosom atau plasmid).

Sementara secara fungsi, genom terbagi menjadi gen-gen. Istilah genom diperkenalkan  pada 1920 oleh Hans Winkler dari Universitas Hamburg, Jerman. , Kata ini, mungkin sebagai gabungan dari kata gen dan kromosom atau dimaksudkan untuk menyatakan kumpulan gen.

Baca Juga: Masuk Kelompok Rentan Terpapar, Wartawan di Pontianak Jalani Vaksinasi Covid-19

Masih 'Sodara' Dingo

Anjing liar bersuara 'Pance Pondaag'  dari dataran tinggi pulau dan anjing penyanyi  di pulau induk Guinea Baru, ternyata memiliki profil genetik yang hampir identik. Temuan ini pun langsung dilaporkan ke National Academy of Sciences.  

Kedua jenis anjing ini juga berkerabat dekat dengan dingo,  dan sedikit berhubungan dengan anjing lain dari Asia Timur, seperti chow chow, akita, dan shiba inu.

Genom anjing penyanyi Papua Nugini telah terdegradasi, karena perkawinan sedarah, dan bercampur dengan genom anjing liar dari dataran tinggi yang mengandung potongan-potongan dari anjing desa setempat.

"Tetapi, mamalia-mamalia ini adalah anjing jenis yang sama," kata  penulis studi, Elaine Ostrander, ahli genetika di National Human Institut Penelitian Genom, AS.   

Diganggu oleh perkawinan sedarah selama bertahun-tahun, para peneliti khawatir, anjing penyanyi penangkaran akan segera mengalami kesulitan bereproduksi. Tapi jika dibesarkan dengan anjing dataran tinggi, populasi anjing-anjing ini diyakini bisa dilestarikan, dan diperkenalkan kembali ke dunia.

Menurut Ostrander, beberapa keragaman genetik dari anjing-anjing ini,  hilang selama bertahun-tahun di penangkaran. Studi lebih lanjut tentang genom anjing tersebut ,dapat mengungkapkan bagaimana,  dan mengapa anjing-anjing itu mampu mempertahankan repertoar vokalnya yang lain dari anjing-anjing lainnya.

"Suara mereka tidak seperti dari anjing pada umumnya yang pernah kami dengar di alam," ujarnya.

Peter Dwyer, ahli zoologi University of Melbourne menyatakan,  penelitian tersebut sangat berguna. Namun diiingatkan, lebih banyak bukti diperlukan terkait untuk menyimpulkan bahwa anjing penyanyi di New Guinea adalah sah untuk diklaim sebagai mewakili populasi anjing yang unik dan kuno, berbeda dari anjing lain di pulau itu.

Bisa jadi pula, anjing penyanyi adalah keturunan anjing desa. Beberapa di antaranya memiliki banyak karakteristik anjing liar dataran tinggi yang tinggal di dekat tambang Grasberg.*** 

 

Sumber: Science Magazine

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler