OMG! Manusia Mati, Otaknya bisa Hidup di Dunia Digital

- 31 Juli 2022, 19:12 WIB
Ilustrasi organ otak manusia. /unsplash.com/@averey /
Ilustrasi organ otak manusia. /unsplash.com/@averey / /

Baca Juga: Datangi Rumah Sakit Sendirian untuk Medical Check-up, Viryan Aziz Alami Pecah Pembuluh Darah di Otak

Sistem ini dirancang untuk memperlambat degenerasi jaringan otak setelah kematian, dan dapat dihubungkan ke dasar otak postmortem, memberikan darah beroksigen buatan yang hangat.

Di kalangan orang yang menderita epilepsi refrakter parah, suatu perawatan disebut hemisferotomi.

Perawatan ini melibatkan pemutusan sepenuhnya separuh otak yang rusak dari belahan otak lainnya, batang otak, dan thalamus.

Dalam kasus ini, separuh otak yang rusak tetap berada di dalam tengkorak, dan terhubung ke sistem vaskular.

Sementara belahan otak yang terputus, terus menerima nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk berfungsi.

bBeberapa orang bertanya-tanya apakah belahan otak yang terisolasi ini mendukung kesadaran yang berdekatan dengan belahan otak yang berlawanan dan terhubung.

Para ilmuwan telah menciptakan otak mini berbasis laboratorium, struktur 3D yang dikembangkan dari sel punca, yang menampilkan berbagai fitur otak manusia yang sedang berkembang.

Beberapa dari 'brain-in-a-dish' ini memiliki gelombang otak, yang mirip seperti yang terlihat pada bayi prematur.

Tetapi apakah salah satu dari 'otak' ini benar-benar memiliki kesadaran?

Halaman:

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Live Science


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x