KALBAR TERKINI - Di era Uni Soviet, 30 persen persenjataan negara adidaya saingan Amerika Serikat ini, diproduksi oleh 1.840 perusahaan resmi di Negara Bagian Ukraina. Kini, paska runtuhnya Soviet pada 26 Desember 1991, Ukraina harus mandiri sebagai suatu negara berdaulat.
Ukraina terus berkembang, menggeliat, sambil terus menjaga dirinya sendiri. Apalagi, 'saudaranya', Rusia, kini mengklaim diri sebagai metamorfosa Uni Soviet, dan teganya, terus memerangi Ukraina.
Toh, 'kafilah terus berjalan'. Berkecamuknya perang di antara sejumlah negara bekas Soviet dalam tiga dekade terakhir, membuat Ukraina menggenjot berbagai potensinya. Militer yang kuat, diyakini akan menjadikan Ukraina tangguh. Ukraina tak mau bernasib seperti Azerbaijan yang pada 2020, banyak warga sipilnya tewas dihantam sesama 'saudara', Armenia, lewat rudal Iskander buatan Rusia.
Baca Juga: 'Tua-tua Keladi', Inilah Tank Sistem Elektronik Canggih Modifikasi Rusia
Tak heran , jika Ukraina terus memacu industri militer. Selain bisa meningkatkan taraf hidup rakyat dari penjualan senjata ke pasar ekspor, penguasaan teknologi militer akan membuat negara ini tak lagi keder menghadapi berbagai ancaman dari pihak luar.
Pada 2012, industri persenjataan Ukraina telah mencapai status sebagai negara pengekspor senjata terbesar keempat dunia. Sejak dimulainya perang di Donbass, wilayahnya, melawan agresi militer Rusia, industri militer Ukraina kian fokus membuat senjata untuk militernya.
Itu sebabnya, posisi Ukraina merosot ke peringkat IX sebagai eksportir senjata global teratas pada 2015.
Senjata Baru Jaga Diri
Istilah kata, 'jika rumah tangga kita diganggu orang, maka tak masalah untuk sejenak melupakan segalanya', sambil tetap berusaha menjaga diri dari si pengganggu, Ukraina pun berusaha menjaga dirinya lewat berbagai inovasi baru di bidang persenjataan.
Dalam jenis senapan mesin, Ukraina keren punya. Dilansir Kalbar-Terkini.com dari media Ukraina Ukrinform, Selasa, 2 Maret 2021, Ukraina baru saja melengkapi jajaran angkatan bersenjatanya dengan sebuah senjata tangan yang paling baru. Ini merupakan kabar terbaru menyusul rencananya membuat rudal balistik jarak pendek bernama Sapsan.
Senjata tangan ini adalah Alligator, diadaptasi dari nama spesies reptil pemangsa, yakni buaya. Alligator merupakan senapan dengan sistem penembakan secara berulang kali, dan berkaliber besar.
Baca Juga: Lagi, 700 Kilogram Narkoba Pakistan Disita di Iran, Indonesia Target Tujuan?
Produksinya sudah selesai, termasuk lolos uji coba pada akhir 2020. "Semua bagian senapan ini dibuat oleh produsen senjata Ukraina," bunyi pernyataan Kementrian Pertahanan Ukraina.
Alligator ditujukan untuk menghancurkan benteng dan berbagai wahana militer musuh, termasuk kendaraan lapis baja ringan. Berukuran 14.5x114, kaliber Alligator diklaim sangat kuat untuk meluncurkan peluru dengan kecepatan 980 meter per detik.
Jangkauan efektif tembakan pelurunya, bahkan mencapai jarak hingga 2.000 meter dari jangkauan maksimum: 7.000 meter. Tapi, ketika diuji lagi dengan jarak tembakan 1,5 kilometer, pelurunya ternyata mampu menembus pelat baja setebal 10 milimeter!
Senapan kaliber besar ini dirancang untuk menetralkan atau merusak total perangkat keras militer konvensional: kendaraan lapis baja ringan, peralatan radar, peluru kendali pada peluncur, gudang, atau tank berbahan bakar minyak bumi, dan objek-objek lainnya.
Baca Juga: Kacau, Myanmar kian Ribet, Menteri ASEAN Dihadang Granat dan Protes PBB!
Pemberi Kerja Terbesar
Industri pertahanan Ukraina merupakan sektor strategis yang menyedot jumlah pekerja paling besar. Pada 2019, dilansir Kalbar-Terkini.com dari Wikipedia, Ukraina menjadi importir utama senjata untuk India, Arab Saudi, dan Turki.
Jika Ukraina akhirnya menjadi saingan utama Rusia di bidang teknologi persenjataan paska runtuhnya Uni Soviet, ini masuk akal. Ketika Soviet masih berjaya, Ukraina adalah bagian utama dari industri pertahanannya. Industri-industri persenjataan Ukraina bertanggung jawab atas 30 persen produksi pertahanan Soviet, dan 40 persen penelitian ilmiahnya.
Ini sudah termasuk pembuatan sebagian besar kapal militer Uni Soviet.
Paska bubarnya Uni Soviet bubar, Ukraina mendeklarasikan kemerdekaannya pada 1991, Kala itu, Ukraina 'terlanjur' memiliki 1.840 perusahaan pembuat senjata yang mempekerjakan hampir 2,7 juta orang. Mereka antara lain bekerja untuk pembuatan kapal atau rudal.***
Sumber: Unkriform