Markis Kido dalam Kenangan: Legenda Pebulu Tangkis Indonesia yang 'Gila' Bola

15 Juni 2021, 01:05 WIB
MARKIS-HENDRA - Pasangan Markis Kido (kanan) dan Hendra Aprida Gunawan (kiri) bertarung atas nama Indonesia di laga Macau Open Grand Prix Gold 2015./FOTO:BADMINTON ORG) /PBSI_Nafielah/ PBSI_Nafielah

KALBAR TERKINI – Berita duka datang dari Markis Kido, salah satu pahlawan bulu tangkis kebanggaan Indonesia.

Peraih medali emas di Olimpiade 2008 ini, wafat di Tangerang, Provinsi Banten, saat sedang bermain bulu tangkis,  Senin, 14 Juni 2021.

Bagi keluarga , kerabat,  dan  pengemar, dan segenap rakyat Indonesia  yang berduka, banyak kenangan manis tentang Markis,  lelaki gagah, yang 'pergi'  karena serangan jantung,  dalam usia relatif yang muda, 36 tahun.

Toh di balik romantikanya memperjuangkan nama Indonesia di ajang olahraga sejagat , tak banyak yang tahu bahwa  kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1984,, ini sangat menyukai  bola kaki.

Baca Juga: Land Cruiser Owners Indonesia Gelar Tur Jakarta-Bali, Bamsoet: Pulihkan Wisata

Di kala senggang, Markis kerap terlihat  memainkan 'si kulit bundar'  bersama rekan-rekannya. Sebagaimana para pecinta bola lainya,  Markis dan spanyolmantan  rekan setianya, Hendra Setiawan, ternyata juga memiliki  kesukaan  yang sama, dan juga klub sepak bola yang sama pula, FC Barcelona, ​​yang juga dikenal sebagai Barcelona atau Barça, klub sepak bola profesional yang berbasis di Barcelona, ​​Catalunya, Spanyol.

“Saya suka Barcelona, dengan gaya Tiki-taka-nya. Nah, sejak tahun 2005 lalu itu,  saya mulai suka bola,” ucapnya  semasa hidup kepada Warta Kota, belum lama berselang.

Tika-taka sendiri, secara harfiah dieja: tiqui-taca dalam bahasa Spanyol atau diucapkan sebagai 'tiki-taka', suatu gaya permainan Barcelona.

Tika-taka adalah gaya sepak bola, yang cirinya adalah umpan-umpan pendek, dan pergerakan yang dinamis, perpindahan bola melalui berbagai saluran, dan mempertahankan penguasaan bola.

Baca Juga: Jelang Pembukaan Copa Amerika 2021, Brazil Menang Telak Atas Venezuela 3-0

Tak heran pula jika Markis selalu mematung di depan layar televisi,  saban menonton laga Barcelona. Gaya  tiki-taka oleh FC Barcelona, menurut banyak pihak, merupakan pengembangan dari taktik total football, yang pernah digunakan oleh tim-tim seperti FC Barcelona dan Ajax Amsterdam, Belanda,  pada masa lalu.

Makanya jika ditanya tentang klub sepak bola di dalam negeri  yang sangat disukainya , Markis mengaku sangat menyukai klub Persija Jakarta. "Saya seorang  Jakmania , maka pasti Persija dong,” ujarnya.

Toh takdir  telah membawa Makis pergi. Markis pun akan selalu dikenang oleh bangsa Indonesia, setelah berlalunya awan hitam yang sempat menggelayut di atas Bumi Pertiwi karena meratapi kepergiannya.

Baca Juga: Inggris Menang Tipis atas Kroasia 1-0, Raheem Sterling Menjadi Bintang Penyelamatan di Lapangan

Markis dikenal sebagai kakak kandung dari pebulu tangkis Bona Septano dan Pia Zebadiah Bernadet, yang juga penghuni Pelatnas Cipayung. Jakarta Timur. 

Bona adalah pemain ganda putra yang berpasangan dengan Mohammad Ahsan, sedangkan adiknya, Pia, adalah pemain ganda campuran, yang saat ini berpasangan dengan Fran Kurniawan.

Putra Djumharbey Anwar, seorang perantau asal Minangkabau ini, awalnya berpasangan dengan Hendra Setiawan,  dan menduduki peringkat pertama dunia IBF untuk ganda putra.

Mereka adalah pasangan andalan Indonesia pasca pensiunnya pasangan Chandra Wijaya-Sigit Budiarto,  dan meredupnya pasangan Luluk Hadianto-Alvent Yulianto Chandra.

Markis bersama pasangannya,  Hendra Setiawan,  berhasil meraih juara dunia tahun 2007, dan meraih medali emas pertama untuk Indonesia di Olimpiade Beijing 2008, untuk cabang bulu tangkis ganda putra.

Di partai final pada 16 Agustus 2008, mereka berhasil menaklukkan pasangan RRC, Cai Yun-Fu Haifeng melalui pertarungan sengit tiga set,  dengan skor 12-21, 21-11, 21-16.***

Sumber: Warta Kota, Wikipedia, berbagai sumber

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler