KALBAR TERKINI – Sarwo Edhie Prabowo merupakan salah satu sosok pembuka jalan bagi Soeharto memulai orde baru.
Sosok ini dikenal saat penumpasan simpatisan PKI sebanyak jutaan orang. Hal itu dikarenakan atas dasar pembalasan dendam untuk sahabat baiknya, Letnan Jenderal Ahmad Yani.
Mertua Susilo Bambang Yudhoyono memiliki beberapa fakta menarik yang perlu kita ketahui bersama, dimulai dirinya menjadi orang biasa. Berikut dikutip kanal YouTube @Data Fakta.
1. Kehidupan awal
Sarwo Edhie Prabowo lahir pada 25 Juli 1927, Pangenjeru, Purworejo, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Raden Kartowilogo, sedangkan Ibunya bernama Raden Ayu Sutini.
Masa kecil Sarwo Edhie Prabowo hanya menghabiskan untuk bermain dan berenang bersama teman-temannya yang tidak jauh tinggalnya berada di lingkungan rumahnya.
Ayahnya Raden Kartowilogo bekerja sebagai kepala kantor pajak Purworejo. Sedangkan ibunya Raden Ayu Sutini merupakan keturunan bangsawan yang menjadi laskar saat masa perjuangan Pangeran Diponegoro.
2. Sering sakit-sakitan
Sejak kecil dia diberi nama Edhie, karena sering sakit-sakitan, sesuai adat Jawa di wilayahnya penambahan nama depan pun terjadi yaitu “Sarwo”.
Baca Juga: Spoiler Jujutsu Kaisen Chapter 199: Yuji dan Sukuna Kembali, Malaikat Jatuh?
3. Hobi beladiri Judo dan Jujitsu
Sejak kecil Sarwo Edhi sering berlatih beladiri Judo dan Jujitsu, ia terutama mempelajari bela diri itu hanya dari buku.
Uniknya, dia giat dalam mempelajari bela diri dikarenakan sering alami kekalahan dengan anak-anak keturunan asli Belanda.
Baca Juga: Link Video Tersambar Petir Dalam Tenda dan Kayak Oncom Viral di TikTok dan Twitter Terbaru 2022
4. Latar belakang pendidikan
Sarwo Edhie pertama kali bersekolah di Hollandsch Inlandsche School (HIS, sekolah ini bisa dikatakan khusus bagi kelas atas.
Ayahnya bisa memasukkan Edhie ke sekolahan itu dikarenakan dirinya punya ha katas pekerjaan dan jabatannya sebagai kepala kantor perpajakan di daerahnya tersebut.
Baca Juga: Spoiler Black Clover Chapter 339: Karakter Baru Diungkapkan, Liebe Telah Pulih Kembali
Setelah lulus, ia melanjutkan kembali pendidikannya ke Meer Uitgebried Lager Oderwijs (MULO). Setelah lulus di MULO pada tahun 1942, Sarwo Edhie terpesona dengan tantara-tentara jepang.
Sejak saat itulah impian menjadi seorang Tentara pun diinginkannya. Pendidikan militer pun mulai dia jalani saat itu.
5. Karir militer
Baca Juga: Download dan Nonton Film Dabbe Curse Of The Jinn (2013) Sub Indo Full Kualitas HD Disini
Bahrudin Supardi dalam bukunya “Biografi Sarwo Edhie Wibowo, kebenaran di atas jalan Tuhan.” Menuliskan, karena kekaguman Sarwo Edhie terhadap tentara Jepang membuatnya mendaftarkan diri ke Seinendan (barisan pemuda).
Seinendan (barisan pemuda) merupakan tantara cadangan yang dibuat langsung oleh Pemerintah Jepang.
Setelah itu, pada tahun 1942 ia pergi ke Surabaya untuk mendaftarkan dirinya menjadi Prajurit Pembela Tanah Air (PETA), disanalah pula ia bertemu dengan sahabat lama di kampungnya bernama Ahmad Yani (Letnan Jenderal Ahmad Yani).
Baca Juga: Spoiler My Hero Academia Chapter 368: Pertarungan Maha Dahsyat Deku dan Shigaraki Yang Menegangkan
Namun, saat sudah masuk dirinya kecewa dikarenakan tugasnya hanya membersihkan toilet dan merapikan tempat tidur bagi perwira Jepang.
Setelah Proklamasi atau tahun 1945, Sarwo Edhie melanjutkan kiprah militernya saat ini ke Badan Keamanan Rakyat (BKR), tapi ia alami nasib tidak enak kembali. Yang dimana batalion itu dibubarkan karena alasan tertentu.
Pada tahun 1962, Letjend Ahmad Yani (sahabat kecil di kampung halamannya) membujuknya untuk tetap menjadi tentara.
Baca Juga: Preview Tokyo Revengers Chapter 272: Shinichiro Pergi ke Masa Lalu
Bahkan melihat semangat juang dimilik Sarwo Edhi, Ahmad Yani mengangkatnya sebagai Kepala Staff RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) pada tahun 1964.
6. Mendapatkan kabar duka tewasnya Letnan Jenderal Ahmad Yani
Setelah dia mendapatkan jabatan tersebut, berbagai kesibukan pun dijalankannya. Terutama membantu Presiden dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Namun, kabar duka didapatkannya membuat hatinya terpuruk hingga marah besar. Yang dimana dirinya mendapatkan informasi sahabatnya, Letnan Jenderal Ahmad Yani tewas terbunuh pada peristiwa G30 S PKI.
Dikabarkan pada saat itu dia berjanji akan membalaskan dendam kematian sahabatnya. Alhasil janji itu pun terwujud pembantaian massal yang amat luar biasa dilakukannya kala itu.
7. Penumpasan 3 juta jiwa PKI
Baca Juga: Link Video Seragam Penjas Minta Nilai Viral di TikTok dan Twitter Terbaru 2022
Setelah usai peristiwa G30 S PKI, terdapat sebuah pembantaian besar-besar terhadap anggota maupun simpatisan atau orang-orang yang dituduh PKI kala itu.
Menurut Fact Finding Commision terdapat 78 ribu jiwa. Sedangkan Rum Aly mengatakan sekitaran 500 ribu jiwa.
Rum Aly juga pernah menulis sebuah buku berjudul “Titik Silang Jalan Kekuasaan Tahun 1966”. Dalam buku itu mengatakan, “Sarwo Edhie terjun langsung dalam penumpasan 3 juta jiwa berhubungan PKI selama di Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Bali”.
8. Mengarahkan Pemuda menumpas PKI
Baca Juga: Harga dan Spesifikasi New Honda Vario 125 Resmi Mengaspal di Indonesia
Pada saat itu kapasitas SDM Tentara minim. Hal itu mengambil inisiatif tersendiri dari Sarwo untuk menggunakan geneasi muda.
Setelah mendapatkan ijin dari markas besar, Sarwo Edhi bergegas untuk melatih mereka, layaknya pelatihan militer sesungguhnya seperti cara menembakkan menggunakan senjata api hingga taktik berperang.
Itulah beberapa seputar informasi mengenai jejak perjalanan sang legenda/sang pahlawan Indonesia Sarwo Edhie Prabowo.***