APA ITU Virus Hendra? Berbahayakah? Kenali Gejala dan Cara Penularannya

20 Mei 2022, 09:30 WIB
Ilustrasi. Berikut ini adalah gejala Virus Hendra yang sempat mewabah pada 1994 yang merupakan penyakit menular dari kuda ke manusia. /Pexels/Helena Lopes

KALBAR TERKINI – Virus Hendra pertama kali ditemukan pada 1994, di Brisbane, Australia,

Virus Hendra ini diduga berasal dari kelelawar buah, yang kemudian dideteksi sebagai inang virus ini.

Bukan penyakit baru, virus Hendra atau Hev ini  diketahui merupakan penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.

Pada 1994, penyakit yang ini mulai mewabah, hingga menyerang 21 kuda dan manusia di Australia.

Baca Juga: Virus Hendra, 70% yang Tepapar Meninggal, Berikut Cara Penularan, Gejala, dan Pencegahannya

Tak sampai disitu, virus Hendra ini kembali menulari sekitar 70 ekor kuda dan tujuh manusia.

Diketahui, manusia itu tertular dari kuda yang terinfeksi sebelumnya.

WHO menyebutkan bahwa penyakit yang disebabkan virus Hendra ini lumayan fatal dan berbahaya.

Mirip dengan Covid 19, gejala umum yang muncul dari infeksi virus Hendra biasanya mirip dengan flu, gangguan pernapasan dan saraf.

Baca Juga: 18 Persen Kasus Hepatitis Akut (Hepatitis Misterius) Dinyatakan Positif Covid-19. WHO Dalami Kemungkinan Virus

Adapun masa inkubasi virus ini, adalah 9-16 hari.

Berikut gejala virus Hendra pada kuda:

Demam

Pembengkakan di bagian wajah, bibir, dan leher.

Rasa depresi

Ataxia

Baca Juga: KRONOLOGI Ricky Kambuaya dkk Diusir Wasit dari Semifinal Sepak Bola SEA Games 2021,4 Kartu Merah Dimenit Akhir

Paralisis pada muka

Disorientasi, terlalu sensitif saat didekati

Infeksi saluran pernapasan, muncul lendir ingus yang disertai dengan darah.

Encephalitis akut, hingga menimbulkan kematian.

Gejala pada manusia:

Demam

Batuk

Flu

Sakit tenggorokan

Kelelahan

Gejala yang muncul juga bisa berupa infeksi saluran pernapasan atas hingga gangguan neurologis.

Para ahli menyatakan kasus virus Hendra pada manusia jarang ditemukan.

Penularan hanya terjadi jika seseorang ada kontak langsung dengan kuda yang terinfeksi.

Walau jarang ditemukan pada manusia, namun kita harus tetap waspada.

Data yang ada menunjukkan, sekitar empat dari tujuh orang, atau 57 persen, orang yang dilaporkan terinfeksi, mengalami komplikasi parah hingga tak dapat diselamatkan.***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler