HEBOH Vaksin Merah Putih Berbasis DNA, Apa dan Bagaimana Vaksin Tersebut Bekerja?

20 Februari 2022, 10:40 WIB
Vaksinator siapkan vaksin. Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama segera tervitkan Sertifikat halal Vaksin Merah Putih . /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

KALBAR TERKINI – Saat sedang heboh tentang kabar vaksin Merah Putih berbasis DNA, Sebenarnya apa itu, dan bagaimana cara bekerjanya?

Cara kerja vaksin Merah Putih UI adalah dengan memasukkan sel DNA ke dalam sel manusia, dan kemudian sel akan membentuk vaksin atau proteksi imun secara mandiri melalui pemberian DNA itu.

Sama seperti vaksin lain, vaksin DNA mengajari sistem imun mengenali dan melawan infeksi virus tertentu.

Metode pemberian vaksin ini juga akan berbeda dengan platform vaksin yang sekarang digunakan di Indonesia seperti inactivated virus ataupun mRNA yang langsung diberikan kepada individu melalui injeksi langsung.

Baca Juga: PENTING, Ini Perbedaan Radang Tenggorokan Biasa dengan Omicron, Begini Cara Menyembuhkannya

Baca Juga: Jadwal dan Syarat Penerima Vaksin Booster Januari 2022

Hal itu karena vaksin DNA perlu melewati dua dinding penghalang sebelum mencapai ruang inti sel, yaitu dinding sel dan dinding inti sel.

Pemberian vaksin berbasis DNA membutuhkan cara khusus untuk membantu vaksin tersebut masuk ke inti sel manusia.

Metode yang telah diketahui paling efektif saat ini berupa alat bernama elektroporator yang dapat mengalirkan listrik yang ditempelkan di permukaan kulit selama beberapa saat.

Aliran listrik tersebut akan membuka pori dinding sel dan dinding inti sel, sehingga memungkinkan DNA masuk ke dalam ruang inti sel.

Baca Juga: BERAWAL dari Konflik Wilayah Berujung ke Memanasnya Kembali Blok Barat dan Blok Timur

Elektroporator tersebut saat ini masih diteliti oleh tim UI. Budiman menyebut masih terdapat cara lain memakai vaksin ini, yakni injeksi menggunakan needle free injector dan menggunakan CPP.

"Tim peneliti UI tetap mempertimbangkan opsi pemanfaatan needle free injector dan juga elektroporator," kata dia.

Baik needle free injector maupun elektroporator masih harus didatangkan dari luar negeri.

Namun, elektroporator yang tersedia saat ini cenderung kurang praktis karena sulit dibawa serta harganya yang masih relatif mahal.

Metode ini dinilai kurang cocok untuk program vaksinasi massal.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN, Iman Hidayat mengatakan vaksin Merah Putih yang sedang dikembangkan tim peneliti UI disebut sebagai vaksin generasi ketiga.

Menurutnya, vaksin berbasis DNA dianggap lebih stabil, hemat biaya, dan mudah ditangani.

 Vaksin Merah Putih akan segera dapat dipakai oleh masyarakat Indonesia. Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag akan segera menerbitkan sertifikat halal Vaksin Merah Putih.

Hal ini ditegaskan oleh Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham. Menurut Aqil Irham, penerbitan sertifikat halal adalah ujung dari proses Sertifikasi Halal.

“BPJPH Kemenag segera terbitkan sertifikat halal menyusul terbitnya penetapan halal MUI untuk vaksin Merah Putih yang diproduksi PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia,” tegas Muhammad Aqil Irham.

Vaksin Merah Putih telah ditetapkan kehalalannya melalui sidang fatwa MUI tertanggal 7 Februari 2022. Sebelumnya, LP POM MUI selaku LPH telah melakukan audit terhadap Vaksin Merah Putih tersebut.***

 

Editor: Ponti Ana Banjaria

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler