Analisisa ini menyebutkan, banyak oknum aparat terkait di negara-negara tertentu di wilayah Asia Tenggara, yang terjebak oleh uang suap, terutama yang bertugas menjaga pintu masuk tapal-tapal batas antarnegara.
Baca Juga: FICO FACHRIZA Inisial FF, Komika yang Baru Saja Terciduk Polisi karena Kasus Narkoba, Ini Profilnya
UNODC memperkirakan, bahwa total nilai regional pasar heroin buatan Segituga Emas saja, sudah berkisar dari8,7-10,3 miliar dolar AS per tahun.
Ini belum ditambah dari produksi narkoba sintetis, yakni metamfetamina (metilamfetamina atau desoksiefedrin), disingkat met, atau di Indonesia dikenal sebagai sabu. Rata-rata omzetnya per tahun senilai 30,3 dan 61,4 miliar dolar AS.
Hanya saja, dibandingkan heroin, sabu adalah jenis narkoba yang paling banyak dproduksi, sehingga menggeser posisi heroin.
Baca Juga: Velline Chu Ditangkap Bersama Suami, Inikah KDRT yang Menjadi Pemicu Si Ratu Begal Konsumsi Narkoba?
Produksi semua jenis narkoba ini juga melibatkan pemasok bahan baku dari sejumlah negara besar di Benua Asia.
Posisi Kalbar sendiri berhadapan langsung dengan Semenanjung Malaysia di sebelah barat, yang merupakan pusat pemerintah Federasi Malaysia.
Sedangkan wilayah utara Malaysia di semenanjung itu, berbatasan dengan Thailand, yang juga memasok narkoba dari Segitiga Emas ke Malaysia.
Thailand sendiri, menurut laporan UNODC, adalah titik transit peredaran narkoba dengan tujuan utama berbagai negara, terutama Republik Korea, Australia, Jepang, dan Selandia Baru.