KALBAR TERKINI - Pembunuhan Nahel M remaja berusia 17 tahun telah memicu kerusuhan di kota-kota di seluruh Prancis serta kota Nanterre di sebelah barat Paris di mana Nahel dibesarkan.
Nahel yang ditembak mati saat polisi melakukan razia di Nanterre dikenal sebagai anak tunggal yang sangat disukai orang-orang di sekitarnya dan dibesarkan oleh seorang ibu tunggal.
Kematian Nahel M telah memicu kerusuhan hebat di sekitar Prancis, dengan para perusuh membakar gedung-gedung publik, membakar mobil dan bentrok dengan polisi di kota-kota dari Lille hingga Toulouse dan ratusan orang ditangkap.
Le Parisien mengatakan Nahel masih tinggal bersama ibunya, Mounia, di lingkungan Vieux-Pont di Nanterre, sekitar 9 mil (15 km) dari pusat kota Paris,
Mnurut ibunya, Nahel telah memberikan ciuman kasih sayang kepada ibunya sebelum pergi bekerja, dengan kata-kata "Aku mencintaimu, Bu".
Tak lama setelah pukul sembilan pagi, dia ditembak mati di dada, dari jarak dekat, di belakang kemudi mobil Mercedes karena saat pemeriksaan lalu lintas polisi.
Bermain Rugby untuk Bertahan Hidup
Nahel telah menghabiskan tiga tahun terakhir bermain untuk klub rugby Pirates of Nanterre dan telah menjadi bagian dari program integrasi untuk remaja di sekolah yang dijalankan oleh sebuah asosiasi bernama Ovale Citoyen.
Program tersebut bertujuan untuk mengajak orang-orang dari daerah tertinggal untuk magang dan Nahel sedang belajar menjadi tenaga ahli listrik.
Presiden Ovale Citoyen, Jeff Puech satu di antara orang dewasa setempat yang paling mengenalnya, bahkan mengenalnya sebagai anak yang menggunakan rugby untuk bertahan hidup.