Hubungan Turki dan Yunani Memanas, Apa alasannya? Ternyata Memang Sudah Bentrok Sejak Zaman Dulu

- 10 November 2022, 08:47 WIB
Mirage 2000 Yunani pernah kalahkan F-16 Turki
Mirage 2000 Yunani pernah kalahkan F-16 Turki // Daily Sabah

 

KALBAR TEKINI - Belum selesai perang di Ukraina, Aliansi NATO dipaksa menangani krisis baru di timur tengah yang terjadi di antara dua negara anggota NATO, Turki dan Yunani.

Sejak Agustus, Presiden Turki Tayyib Erdogan mulai melontarkan pernyataan-pernyataan panas mengenai pemerintahan Yunani dan kesalahan PBB dalam mengakui sejumlah perubahan wilayah sejak akhir perang dunia kedua.

Kita bisa saja datang tiba-tiba suatu malam, Jika kalian para orang Yunani pergi terlalu jauh, maka akan berat bayarannya,” ujar Tayyib Erdogan selaku Presiden Turki.

Baca Juga: Nama dan Profil Pahlawan Nasional Asal Kalimantan Barat, Ada Sultan Hamid II Hingga dr Rubini Natawisastra

“Retorika (dari) Turki sedang mengacu pada (potensi) sebuah penyerangan,” Kata Diakopoulos, seorang mantan penasihat keamanan nasional Yunani.

Konflik antara Yunani dan Turki bukanlah hal baru.

Yunani dan Turki adalah musuh bersejarah.

Hubungan permusuhan antara kedua negara tersebut dapat dilacak kembali hingga jaman Yunani Kuno saat Yunani berperang melawan Persia pada 499 hingga 449 sebelum masehi.

Baca Juga: Kronologi 7 Polisi Serang RS Bandung, Aniaya Perawat Hingga Masuk ICU. Berawal dari Mabuk dan Cek in di Hotel

Pada era modern, Turki dan Yunani pernah berperang lagi pada masa perang dunia pertama pada tahun 1919 hingga 1922.

Pada masa itu pasukan Yunani berhasil menjajah tanah Turki hingga ke Anatolia namun mereka berhasil di pukul kembali oleh pasukan Turki.

Peperangan tersebut pun berakhir pada 11 Oktober 1922 setelah terjadinya revolusi yang dilakukan angkatan bersenjata Yunani di Athena melawan pemerintah mereka pada 11 September 1922.

Salah satu hasil dari perdamaian ini adalah perjanjian Lausanne dimana di dalamnya terdapat perjanjian mengenai wilayah kekuasaan antara Yunani dan Turki.

Sejak saat itu, hubungan Yunani dan Turki sempat membaik. Namun semua itu berubah setelah pecahnya perang dunia ke dua.

Baca Juga: Kronologi 3 Tentara AS Selamatkan 30 Orang di Tragedi Itaewon. Tarik Korban Seperti Menarik Lobak dari Ladang

Pada masa perang dunia kedua, beberapa pulau kecil di sekitar selat Turki dan lautan Aegea yang dulunya milik Turki telah direbut oleh angkatan bersenjata Italia dan sekutunya.

Namun pada akhir perang dunia kedua, Italia mengembalikan wilayah jajahannya di Yunani termasuk juga pulau-pulau di lautan Aegea yang dulunya milik Turkiye.

Setelah perang dunia kedua, Turki meminta Yunani untuk kembali ke perjanjian Lausanne 1922 mengenai kekuasaan wilayah namun Pulau-pulau tersebut telah diakui milik Yunani sejak saat itu.

Pada 1970-an, Krisis Pulau-pulau di lautan Aegea membuat Turki dan Yunani hampir berperang lagi dua kali pada tahun 1987 dan awal 1996.  

Walaupun dapat terhindarkan, hal tersebut mengeskalasi terjadinya krisis di Cyprus.

Pada 3 November tahun 2022 hingga sekarang, Media Yunani menyatakan Presiden Turkiye, Erdogan mengklaim bahwa rudal balistik miliknya “Dapat Menjangkau Athena.”

Sementara Turkimenyatakan Yunani sedang mempersenjatai pulau-pulau di dekat daratannya

Pertanyaan besar mulai muncul. Setelah pecahnya perang di Ukraina, Apakah Yunani dan Turki akan berperang lagi pada era modern ini?***

Penulis: Aldi Habibi

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah