Jika Nuklir Hantam AS, Tanah akan Terbakar, Tembok Meleleh, Barat Panen Kesedihan!

- 19 September 2022, 08:12 WIB
29 Agustus Hari Internasional Menentang Pengujian Nuklir, Tragedi Bikini Atoll yang Dikaitkan Film Spongebob?
29 Agustus Hari Internasional Menentang Pengujian Nuklir, Tragedi Bikini Atoll yang Dikaitkan Film Spongebob? /Pixabay


KALBAR TERKINI - Kelak negara Barat tak akan lagi mengejek Rusia karena tanah mereka terbakar dan beton pun meleleh.

Inilah gambaran tentang serangan senjata pemusnah massal alias nuklir ke negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pimpinan AS.

Hal ini juga menggambarkan bahwa akan ada batas kesabaran Rusia terhadap Barat menyusul manuver pengecutnya yang terus mengirimkan persenjataan ke Ukraina.

Baca Juga: Ukraina bukan 'Kelasnya' Rusia, Peskov: Doktrin Nuklir Kami Jelas!

Disebut pengecut karena NATO khususnya AS sebagai negara pemimpin, menciptakan perang hibrid di Ukraina untuk melawan Rusia.

Karena itu maka tak mustahil dalam skenario paling buruk, Rusia akan melancarkan serangan nuklir ke negara-negara itu.

Hal ini karena sikap pengecut Barat, terutama AS sebagai sekaligus pemicu utama perang di Ukraina.

AS ibarat 'melempar api' kemudian 'panik ketakutan ketika api telah berkobar' alias ketika Rusia nota bene hanya mengerahkan seperempat kekuatan militer.

Baca Juga: Ukraina Rebut Kembali Wilayah Timur, Joe Biden Mohon Putin Jangan Gunakan Senjata Nuklir

Demikian termaktub dari pernyataan mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, yang selama ini diam, dilansir Kalbar-Terkini.com dari Russia Today, Selasa, 13 September 2022.

Sebagai sesama negara-negara Nasrani, pernyataan Medvedev ini mengutip Wahyu 9:18 dalam Kitab Perjanjian Baru (Injil) tentang Hari Kiamat (Apokaliptik).

Medvedev mengeluarkan peringatan apokaliptik ke Barat atas Ukraina untuk mengomentari tuntutan 'Perjanjian Keamanan Kiev'.

"Setengah-kecerdasan Barat dari 'lembaga pemikir bodoh' telah memimpin negara mereka ke jalan kehancuran nuklir," tegasnya.

Baca Juga: Donald Trum Larikan Kode Nuklir AS: Target Pencarian FBI di Mar a Lago

Hal ini dibuat oleh Barat dengan mengobarkan perang hibrida alias proksi secara sengaja untuk melawan Moskow, tulis Medvedev di saluran Telegram-nya, Selasa pekan lalu.

"Menyalurkan senjata dan dukungan tanpa henti ke Ukraina, sambil berpura-pura tidak terlibat langsung dalam konflik, tidak akan berhasil," tambah Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia ini.

"Proposal 'jaminan keamanan', yang diungkapkan Kiev pada Selasa, adalah benar-benar prolog untuk Perang Dunia Ketiga," tegas Medvedev.

Proposal itu disebutnya sebagai 'seruan histeris' ke negara-negara Barat, yang terlibat dalam perang proksi melawan Rusia.

Hantaman militer Rusia akan pindah ke 'tingkat berikutnya'.

Menurut Medkedev, ini segera terjadi jika Barat melanjutkan 'pemompaan' (bombardemen bantuan ragam senjata) tak terkendali ke Kiev.

"Apalagi dengan jenis senjata paling berbahaya," katanya.

Jika kampanye militer Rusia pindah ke 'tingkat berikutnya', 'batas yang terlihat, dan potensi prediktabilitas tindakan oleh pihak-pihak yang berkonflik', akan terhapus.

"....dan, konflik akan mengambil nyawanya sendiri, seperti yang selalu terjadi pada perang," kata Medvedev.

"Kemudian, negara-negara Barat tidak akan bisa duduk di rumah mereka yang bersih," kecamnya.

Menurut Medkedev, jika ini terjadi maka negara-negara Barat tak akan lagi tertawa.

Barat tak akan lagi tertawa, seperti ketika mereka dengan hati-hati melemahkan Rusia dengan perantaraan (pasokan senjata tanpa henti ke Ukraina).

"Semuanya akan terbakar di sekitar mereka. Orang-orang mereka akan memanen kesedihan mereka sepenuhnya," tegasnya.

"Tanah akan terbakar, dan beton akan meleleh,” tulis Medvedev, sebelum mengutip sebuah ayat Alkitab dari Wahyu 9:18," tulisnya.

Hanya saja selama ini, lanjut Medvedev, para politisi Barat yang berpikiran sempit dan think tank bodoh, masih penuh pertimbangan.

"Mereka memutar-mutar segelas anggur di tangan mereka, berbicara tentang bagaimana mereka dapat menangani kita (Rusia) tanpa terlibat dalam perang langsung," lanjutnya.

"Idiot bodoh dengan pendidikan klasik,” tulis Medvedev.

Komentarnya didorong oleh publikasi proposal 'perjanjian keamanan' Kiev.

Proposal ini dikembangkan di bawah pengawasan mantan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen.

Rancangan tersebut membayangkan AS dan sekutunya menjamin perbatasan Ukraina pra-2014 dengan senjata, amunisi, bantuan keuangan, dan pelatihan.

AS juga berkomitmen untuk mempertahankan sanksi terhadap Rusia selama yang diinginkan Kiev.

Selain itu, AS juga menyerahkan semua properti Rusia yang disita ke Ukraina.***

Sumber: Russia Today

 

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Russia Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah