Gustavo Petro, Mantan Pemimpin Pemberontak M 19 Menangkan Pilpres Kolombia

- 21 Juni 2022, 12:56 WIB
Presiden Kolombia terpilih Gustavo Petro saat berkampanye di Kota Bogota. Ia akhirnya memenangkan Pilpres di negara tersebut
Presiden Kolombia terpilih Gustavo Petro saat berkampanye di Kota Bogota. Ia akhirnya memenangkan Pilpres di negara tersebut /Tangkapan layar Instagram @gustavopetroourrego/

BOGOTA, KALBAR TERKINI - Konflik bersenjata selama hampir setengah abad di Kolumbia diprediksi bakal berakhir menyusul kemenangan Gustavo Petro (62) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2022.

Petro menang tipis 50,48 persen suara dalam Pilpres 2022 di negara ketiga terpadat di Amerika Latin itu, dengan menumbangkan Rodolfo Hernández, 47,26 persen suara.

Dengan kemenangan mantan pemimpin pemberontak M-19 itu maka Kolombia untuk kali pertama akan diperintah oleh presiden dari sayap kiri.

Baca Juga: Sofia Vergara Perankan Ratu Kokain Kolombia Griselda Blanco, Akan Tayang di Netflix

Dilaporkan The Associates Press dari Bogota, Ibukota Kolombia, Senin, 20 Juni 2022, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com, Hernández adalah seorang taipan real estat yang dikalahkan oleh Petro dalam pilpres putaran kedua.

Kemenangan ini juga disebut sebagai kemenangan wong cilik yang selama ini jijik terhadap banyak politisi tradisional di negara itu.

Pemilihan itu dilakukan ketika Kolombia berjuang untuk melawan meningkatnya ketidaksetaraan, inflasi, dan kekerasan.

Baca Juga: Dua Gol Luis Diaz Koyak Rekor Lionel Messi, Antarkan Kolombia Rebut Juara 3 Copa America 2021

Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pemilih dalam pilpres putaran pertama pada Mei 2022, menghukum politisi sentris dan sayap kanan yang lama berkuasa, dan memilih dua orang luar untuk kontes putaran kedua.

Selain itu, kemenangan tersebut juga lebih dari sekadar kekalahan Hernández.

Ini mengakhiri stigmatisasi lama Kolombia terhadap kaum kiri, karena dianggap terkait dengan konflik bersenjata selama setengah abad di negara itu.

Baca Juga: Dua Gol Luis Diaz Koyak Rekor Lionel Messi, Antarkan Kolombia Rebut Juara 3 Copa America 2021

Presiden terpilih pernah menjadi pemberontak dengan gerakan M-19, yang sekarang sudah tidak ada, dan diberikan amnesti setelah dipenjara karena keterlibatannya dengan kelompok tersebut.

Petro mengeluarkan seruan untuk persatuan selama pidato kemenangannya Minggu, 19 JUni 222 malam, dan memberikan tanda damai kepada beberapa pengkritiknya yang paling keras.

Dia menyatakan bahwa semua anggota oposisi akan disambut di istana presiden 'untuk membahas masalah Kolombia'.

Baca Juga: Prediksi Argentina vs Kolombia, Preview dan Susunan Pemain Semi Final Copa Amerika 2021

“Pemerintahan ini akan dimulai dengan tidak akan pernah ada lagi penganiayaan politik atau penganiayaan hukum. Hanya akan ada rasa hormat dan dialog,” katanya.

Ditambahkan, dia akan mendengarkan mereka yang telah mengangkat senjata serta 'mayoritas petani yang diam, dan juga masyarakat adat, perempuan, dan pemuda.

Pemungutan suara itu juga menghasilkan seorang wanita kulit hitam sebagai wakil presiden untuk pertama kalinya dalam sejarah Kolombia.

Wakil presiden yang baru ini, Francia Márquez (40) adalah seorang pengacara, dan pemimpin lingkungan.

Perlawanannya terhadap penambangan ilegal telah mengakibatkan ancaman dan serangan granat pada 2019.

Hernández, yang kampanyenya didasarkan pada perjuangan anti-korupsi, mengakui kekalahannya tak lama setelah hasil diumumkan.

“Saya menerima hasilnya, sebagaimana mestinya, jika kita ingin institusi kita kokoh,” katanya dalam video di media sosial.

“Saya sangat berharap bahwa keputusan ini bermanfaat bagi semua orang," lanjutnya.

Kemenangan Petro menandai kemenangan politik sayap kiri terbaru di Amerika Latin, yang didorong oleh keinginan pemilih untuk berubah.

Chili, Peru, dan Honduras, memilih presiden sayap kiri pada 2021, dan di Brasil mantan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva, memimpin pemilihan presiden tahun ini.

Tetapi, hasilnya adalah alasan langsung untuk resah bagi beberapa pemilih yang referensi terdekatnya dengan pemerintah kiri, adalah negara tetangga yang bermasalah, Venezuela.

Massa pendukung Hernández juga berjiwa besar. Mereka berharap agar Petro mematuhi janji dalam rencana pemerintahnya.

"Bahwa dia harus memimpin negara ini menuju kejayaan, yang sangat kami butuhkan, dan (dia) mengakhiri korupsi,” kata Karin Ardila García, seorang pendukung Hernández di utara-tengah Kota Bucaramanga.

“Bahwa dia tidak mengarah ke komunisme, sosialisme, ke perang, di mana mereka terus membunuh kita di Kolombia. ... tidak membawa kita ke Venezuela, Kuba, Argentina, Chili yang lain," tambahnya.

Sekitar 21,6 juta dari 39 juta pemilih yang memenuhi syarat memberikan suara pada Minggu. Golput telah di atas 40 persen dalam setiap pemilihan Presiden Kolombia sejak 1990.

Petro akan secara resmi dinyatakan sebagai pemenang setelah penghitungan resmi yang akan memakan waktu beberapa hari. Secara historis, hasil awal bertepatan dengan hasil akhir.

Beberapa kepala negara memberi selamat kepada Petro pada Minggu. Begitu pula seorang kritikus sengit, mantan Presiden lvaro Uribe, yang tetap menjadi tokoh sentral dalam politik Kolombia.

Jajak pendapat menjelang putaran kedua menunjukkan Petro dan Hernández - keduanya mantan walikota - berada dalam persaingan keta.

Keduanya juga sudah mengalahkan empat kandidat presiden lainnya dalam pemilihan awal pada 29 Mei 2022.

Tidak ada yang mendapat cukup suara untuk menang langsung, dan menuju ke putaran kedua.

Petro memenangkan 40 persen suara di putaran awal, dan Hernández 28 persen, tetapi perbedaannya dengan cepat menyempit, ketika Hernández mulai menarik apa yang disebut pemilih anti-Petrista.

Petro telah mengusulkan pensiun ambisius, pajak, kesehatan dan reformasi pertanian dan perubahan cara Kolombia memerangi kartel narkoba dan kelompok bersenjata lainnya.

Tetapi dia akan mengalami kesulitan memenuhi janjinya, karena dia tidak memiliki mayoritas di Kongres Kolombia, yang merupakan kunci untuk melakukan reformasi.

Orang-orang yang mendukungnya memiliki harapan yang sangat tinggi, dan mereka mungkin akan kecewa dengan cepat.

Menurut Adam Isacson, pakar Kolombia di lembaga pemikir Amerika Latin di Kantor Washington, Petro
kemungkinan menemukan situasi di mana dia harus membuat beberapa kesepakatan.

"Juga untuk menyerahkan banyak programnya hanya untuk menyelesaikan beberapa hal atau seluruh negara bisa macet,” kata Isacson.

Petro bersedia melanjutkan hubungan diplomatik dengan Venezuela, yang sempat terhenti pada 2019.

Dia juga ingin mengubah hubungan Kolombia dengan AS, dengan mengupayakan renegosiasi perjanjian perdagangan bebas, dan cara-cara baru memerangi perdagangan narkoba.

Menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan, pemerintahan Presiden Joe Biden berharap dapat bekerja sama dengan Petro.

Jajak pendapat menyatakan bahwa sebagian besar warga Kolombia percaya negara itu menuju ke arah yang salah sehingga mereka tidak menyetujui Presiden Ivan Duque, yang tidak memenuhi syarat, untuk mencalonkan diri kembali.

Pandemi ini menghambat upaya anti-kemiskinan di negara itu, setidaknya selama satu dekade.

Angka resmi menunjukkan bahwa 39 persen penduduk Kolombia hidup dengan kurang dari 89 dolar AS per bulan pada 2021.

"Penolakan politik seperti biasa merupakan cerminan dari fakta bahwa orang-orang muak dengan orang yang sama seperti biasanya,” kata Nataly Amezquita (26), seorang insinyur sipil.

“Kita harus menciptakan perubahan sosial yang lebih besar. Banyak orang di negara ini tidak dalam kondisi terbaik," lanjutnya.***

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x