Perlawanannya terhadap penambangan ilegal telah mengakibatkan ancaman dan serangan granat pada 2019.
Hernández, yang kampanyenya didasarkan pada perjuangan anti-korupsi, mengakui kekalahannya tak lama setelah hasil diumumkan.
“Saya menerima hasilnya, sebagaimana mestinya, jika kita ingin institusi kita kokoh,” katanya dalam video di media sosial.
“Saya sangat berharap bahwa keputusan ini bermanfaat bagi semua orang," lanjutnya.
Kemenangan Petro menandai kemenangan politik sayap kiri terbaru di Amerika Latin, yang didorong oleh keinginan pemilih untuk berubah.
Chili, Peru, dan Honduras, memilih presiden sayap kiri pada 2021, dan di Brasil mantan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva, memimpin pemilihan presiden tahun ini.
Tetapi, hasilnya adalah alasan langsung untuk resah bagi beberapa pemilih yang referensi terdekatnya dengan pemerintah kiri, adalah negara tetangga yang bermasalah, Venezuela.
Massa pendukung Hernández juga berjiwa besar. Mereka berharap agar Petro mematuhi janji dalam rencana pemerintahnya.
"Bahwa dia harus memimpin negara ini menuju kejayaan, yang sangat kami butuhkan, dan (dia) mengakhiri korupsi,” kata Karin Ardila García, seorang pendukung Hernández di utara-tengah Kota Bucaramanga.
“Bahwa dia tidak mengarah ke komunisme, sosialisme, ke perang, di mana mereka terus membunuh kita di Kolombia. ... tidak membawa kita ke Venezuela, Kuba, Argentina, Chili yang lain," tambahnya.