"Mengingat hal ini, China selalu menentang penggunaan Bab VII dalam resolusi Dewan Keamanan, yang mengizinkan penggunaan kekuatan dan sanksi," jelasnya.
Baca Juga: Amerika Injak Masalah Keamanan Rusia, China Nilai Wajar Vladimir Putin Murka
Menghadapi situasi yang sangat kompleks dan sensitif, China mendesak DK PBB harus membuat respons yang diperlukan.
Tetapi respons tersebut diminta juga harus sangat berhati-hati, karena tindakan apa pun harus benar-benar kondusif untuk meredakan krisis. ,
Pada Jumat lalu, DK PBB gagal mengadopsi rancangan resolusi tentang Ukraina yang diusulkan oleh AS dan Albania.
Ini karena resolusi tersebut diveto oleh Rusia sebagai satu di antara lima Anggota Tetap (AT) DK PBB, yang otomatis memiliki Hak Veto.
Hak istimewa ini juga dimiliki empat AT DK PBB lainnya, yakni AS, China, Prancis, dan Inggris. Setiap suara negatif, yang dikenal sebagai veto dari lima AT DK PBB, akan menggagalkan resolusi.
Dalam pemungutan suara untuk resolusi itu, China, Uni Emirat Arab dan India menyatakan abstain. Sisanya, 11 anggota DK PBB lainnya, memberikan suara mendukung.
Rancangan resolusi itu sendiri diharapkan akan diambil oleh Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara.