Rusia dan Ukraina Kemungkinan Berdamai, Putin Buka Negoisasi, Tangisan Zelenskyy: Kami Berjuang Sendirian

- 26 Februari 2022, 00:04 WIB
 Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy /themoscowtimes.com


KALBAR TERKINI - Rusia dan Ukraina Kemungkinan Berdamai, Putin Siap Buka Negoisasi, Tangisan Zelenskyy: Kami Berjuang Sendirian 

Rusia dan Ukraina kemungkinan segera berdamai.

Ini karena Presiden Vladimir Putin siap bernegoisasi dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy.

Baca Juga: Paus Fransiskus Datangi Kedutaan Besar Rusia di Italia, Sampaikan Rasa Prihatin Atas Invasi Rusia ke Ukraina

Apakah karena Ukraina merasa ditinggalkan calon sekutunya NATO yang tak juga bergerak pasca dua hari penyerangan Rusia?

Dalam konferensi pers terbarunya, Zelenskyy mengaku saat ini dirinya berjuang sendirian tanpa bantuan NATO seperti dijanjikan sebelumnya.

Sementara dalam wawancara dengan televisi Pemerintah China, China Central Television (CCTV), Jumat, 25 Februari 2022, Putin menyatakan bersedia melakukan negosiasi tingkat tinggi dengan pihak Ukraina.

Baca Juga: Rusia Rebut Situs Nuklir Chernobyl di Ukraina, Radiasi Radioaktif Ancam Daratan Eropa

Pernyataan Putin ini merupakan kabar baik atas keinginan dunia tentang pentingnya perdamaian antara Ukraina-Rusia, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Jumat ini.

Selain bisa memicu Perang Dunia III yang mengerikan, konflik ini seharusnya tak perlu terjadi.

Ini mengingat bahwa Rusia dan Ukraina sama-sama berasal dari Bangsa Viking.

Baca Juga: MAKNA URA Dalam Bahasa Indonesia, Ucapan Orang Rusia yang Terdengar Saat Konflik Ukraina-Rusia, Penasaran?

Hingga detik-detik terakhir menjelang invasi Rusia, Presiden Zelenskyy berulangkali menyatakan terus berupaya menghubungi Putin tapi tak pernah ditanggapi.

Keinginan ini terkait dengan keinginan damai dari Ukraina.

Sebelumnya, Presiden Zelenskyy menyatakan siap menerima apa pun opis dari Rusia.

Termasuk batal menjadi anggota NATO, selama semua itu bisa menyelamatkan rakyatnya.

Baca Juga: Perdagangan Indonesia-Rusia Meningkat 42 Persen pada 2021,Simak Apa Saja Daftar Ekspor RI ke Rusia

Adapun selama wawancara dengan CCTV, tidak ada indikasi apakah Putin menyatakan bahwa dia menanggapi tawaran Zelenskyy.

Juga Putin tak memberikan perincian terkait apa saja yang mungkin dinegosiasikan di antara kedua belah pihak.

Rusia mengeluh bahwa AS dan sekutunya mengabaikan 'masalah keamanan sah' Moskow dengan memperluas aliansi militer NATO ke arah timur, lebih dekat ke perbatasan Rusia.

Baca Juga: Ukraina Rontokkan Lima Jet dan Satu Heli Tempur Rusia sebelum Serangan Rudal ke Kiev

China, mitra dekat Rusia, dilaporkan bersedia untuk membantu terciptanya perdamaian di Ukraina.

Presiden Xi Jinping menyatakan, Tiongkok 'mendukung Rusia dan Ukraina untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui negosiasi', menurut berita CCTV.

Sementara itu, militer Rusia mengklaim sudah menguasai sebuah bandara di luar Kota Kiev, saat pasukan Kremlin menyerang ibukota Ukraina itu.

Klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.

Rusia berhasil mengambil alih bandara di Hostomel, yang memiliki landasan panjang sehingga memungkinkan pendaratan pesawat angkut berat.

Dengan demikian, Rusia dapat mengangkut pasukannya secara langsung ke pinggiran Kiev lewat pendaratan di Hostomel, yang berjarak tujuh kilometer barat laut ibukota negara.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayjen Igor Konashenkov menyatakan pada Jumat, pasukan udaranya menggunakan 200 helikopter untuk mendarat di Hostomel.

Pasukan Rusia juga mengklaim telah menewaskan lebih dari 200 tentara dari pasukan khusus Ukraina.

Konashenkov mengklaim, pasukan Rusia tidak menderita korban.

Itu bertentangan dengan klaim Ukraina bahwa pasukan Rusia menderita banyak korban dalam pertempuran di sana.

Mingguan Jerman Der Spiegel melaporkan bahwa pengerahan itu sudah termasuk 150 tentara, dan sekitar selusin kendaraan tempur lapis baja Boxer, dua kapal, dan sistem anti-rudal.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman Christian Thiels menolak untuk merinci jumlah tentara yang dikerahkan.

Hanya ditegaskan, korvet angkatan laut Jerman akan berangkat pada Sabtu esok, untuk berpatroli di Laut Baltik.

Sedangkan sebuah fregat akan dikerahkan di Mediterania, dan keduanya di bawah komando NATO.

Menurut Thiels, Jerman juga sedang mempertimbangkan untuk menyebarkan sistem anti-rudal Patriot ke negara NATO Eropa timur.

Keputusan untuk mengerahkan pasukan lebih lanjut dapat diharapkan segera, tambahnya.***

Sumber: The Associated Press, Der Spiegel

 

 

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: The Associated Press Der Spiegel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah