Vladimir Putin Sukses Permainkan Biden : Mantan Agen KGB yang Anggap AS Berkhianat dan Penghianat Harus Mati!

- 17 Februari 2022, 07:53 WIB
Biden Ancam Putin Jika Rusia Serius Invasi Ukraina: Barat Akan Mengisolasi Moskow
Biden Ancam Putin Jika Rusia Serius Invasi Ukraina: Barat Akan Mengisolasi Moskow //Adam Schultz/White House via Reuters

KALBAR TERKINI - Putin Sukses Permainkan Biden : Mantan Agen KGB yang Anggap AS Berkhianat dan Penghianat Harus Mati!

Rusia menyatakan mundur dari perbatasan Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin (69) sukses menebar teror perang urat syaraf (psywar) mematikan menghadapi AS dan sekutu NATO-nya sehingga terkesan Rusia akan menginvasi Ukraina.

Bubarnya negara raksasa Uni Soviet pada 1991 seiring dengan runtuhnya komunisme telah digantikan oleh Rusia, negara yang kekuatan militer dan teknologi senjatanya menggetarkan AS.

Baca Juga: UPDATE! Biden Balik Ancam Putin, Pernyataannya tentang 'Skenario Lain' Mengerikan!

Karena itu, jika invasi Rusia terjadi, menurut kalangan analisis termasuk dari kalangan intelijen Barat.

Ukriana akan segera berubah menjadi titik panas Perang Dunia III yang sangat menakutkan.

Ini karena perang tersebut bakal melibatkan semua kekuatan dunia.

Kendati Barat menyatakan belum melihat bukti penarikan pasukan Rusia hingga Rabu, 16 Februari 2022 ini, pengerahan sekitar 150 ribu personel serdadu Kremlin di dua sisi perbatasan Ukraina (termasuk latihan tempur di Laut Hitam) telah menjadikan AS dan sekutu NATO-nya histeris.

Baca Juga: PUTIN TELPON BIDEN, DUNIA PUN TEGANG MALAM INI! Awal perang Dunia III? Semua Armada Tempur Siaga

Itu sebabnya Barat terus menebar seruan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir ini, bahwa Rusia tetap akan menyerang negara bekas 'saudaranya' di era Uni Soviet itu, kapan saja.

Apalagi, Rusia lewat Putin, presiden paling lama di dunia, telah melakukan sejumlah manuver sehingga semakin memperkuat prediksi tersebut.

Belakangan, ketika histeria ketakutan NATO dan AS (AS berstatus sebagai polisi dunia dan yang paling aktif di jajaran negara-negara Anggota Tetap Dewan Keamanan Perrikatan Bangsa-bangsa/DK PBB) memuncak, Putin pun menyatakan akan menarik pulang semua pasukannya, Selasa, 15 Februari 2022.

Baca Juga: Rusia Berang AS Timbulkan Kepanikan, Putin: Spekulasi, Provokatif, bisa Timbulkan Konflik!

Hanya saja, hingga Rabu ini, dilansir Kalbar-Terkini.Com dari The Associated Press, pihak Barat menyatakan bahwa belum ada tanda-tanda penarikan semua pasukan Rusia, negara Aggota Tetap DK-PBB yang juga berstatus polisi dunia di DK-PBB, kendati tak seaktif AS.

Benar-tidaknya pernyataan Barat ini, tapi yang pasti, Putin adalah seorang ahli perang urat syaraf, perang tanpa bentuk.

Hal ini karena karier Putin yang sangat lama di Badan Intelijen Uni Soviet (Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB), mesin perang bawah tanah yang paling ditakuti oleh CIA-nya AS selama masa jaya Soviet.

Baca Juga: UPDATE! Biden Balik Ancam Putin, Pernyataannya tentang 'Skenario Lain' Mengerikan!

Bahkan, setelah KGB dibubarkan pada 3 Desember 1991 berikut negara Soviet, Putin pun memimpin Rusia, sekaligus memimpin badan yang sama, tapi berganti nama di Rusia, setelah Putin sempat menggantikan jabatan Boris Yeltsin sebagai Presiden Soviet.

Bahwa Putin, jago ilmu bela diri ini, dikenal ahli dalam soal perang urat syaraf, juga diakui oleh Oliver Stone, sutradara film kondang AS, yang antara lain sukses menggarap Salvador, Platoon, Wall Street, Talk Radio, Born on the Fourth of July, JFK, Heaven & Earth, Natural Born Killers, Nixon, World Trade Center, dan W dan Snowden.

Terkait pembuatan filmnya tentang Putin, Stone mewawancarainya antara 2015 dan 2017.

Baca Juga: AS Dipermalukan, Prancis Merapat ke Rusia: Putin dan Macron Bertemu di Moskow

“Kamu harus fleksibel. Terkadang Anda dapat memberi jalan kepada orang lain, jika itu adalah cara yang mengarah pada kemenangan,” kata Putin dalam salah satu sesi wawancara.

Menurut Putin kala itu, anggaran Rusia yang lebih kecil untuk pertahanan dan intelijen membuatnya lebih efektif dan kreatif ketimbang saingannya, AS.

 

“Pertanyaannya bukan tentang memiliki banyak kekuatan. Ini tentang menggunakan kekuatan yang Anda miliki, dengan cara yang benar," lanjut pengganti Presiden Soviet Boris Yeltsin pada malam milenium baru 31 Desember 1999.

Putin, di mata Stone, dipandang oleh rakyat Rusia sebagai tangan yang kuat, dan datang satu dalam dekade yang kacau setelah jatuhnya komunisme dan Soviet.

Bahkan, koran Sun, edisi 16 Januari 2022 menulis tentang Putin: "Vladimir Vladimirovich Putin adalah 'seorang tiran', dia adalah 'perang', dan dia adalah 'kematian'. Dia adalah seorang realis yang berani, orang kuat yang lemah, seorang maniak, tapi dapat dipercaya."

Juga ditulis: "Putin adalah seorang pembunuh; Putin adalah Rusia, dan Rusia adalah Putin; Putin telah melakukan segalanya dengan kekuatannya untuk tidak melakukannya."

Adapun terkait Krisis Ukraina, Putin ditengarai masih 'mempermainkan perasaan' Barat, Ini penting karena Putin dikenal sangat tegas bagi penghianat.

Pasca runtuhnya Soviet, Barat berjanji untuk tidak mendekati apalagi menganggu negara-negara republik yang kehilangan induk itu.

Tapi, Barat terutama AS berkhianat atas janji yang sudah diteken di PBB itu. Pasukan NATO termasuk AS, sudah mendirikan pos di banyak wilayah bekas Soviet di Eropa Timur.

Itu sebabnya, kendati sudah menyatakan mundur, Putin masih 'bermain catur', lewat perang urat syaraf. Apalagi, dua tawatan penting dari Rusia ke NATO - yang menyangkut harga diri Bangsa Rusia- tak digubris, sekalipun inilah sebenarnya kunci jadi-tidaknya Rusia menyerang Ukraina.

Sebagaimana dilaporkan The Associated Press, dua tawaran itu, jika dikabulkan, akan meredakan ketegangan. Pertama, NATO menarik pasukannya di bekas wilayah Soviet, dan berhenti menerima negara-negara bekas Soviet sebagai anggota.

Pada Selasa lalu, Putin menyatakan bahwa Rusia tidak menginginkan perang, tapi semuanya tergantung dari negosiasi terkait kemungkinan bahwa Ukraina suatu hari nanti dapat bergabung dengan NATO.


Presiden Volodymyr Zelenskyy sendiri menegaskan bahwa pihaknya lebih baik 'secara terpaksa' mengikuti keinginan Rusia ketimbang mempertaruhkan nyawa rakyat Ukraina.


Sementara di tengah secercah harapan damai itu, Biden mengklaim bahwa 150.000 pasukan Rusia sekarang ini masih berkumpul di dekat Ukraina dan di negara tetangga Belarusia, seutu Rusia, dengan jumlah total yang meningkat dari perkiraan AS sebelumnya, 130.000 tentara.

"Klaim Rusia bahwa mereka menarik kembali pasukan akan bagus, tetapi kami belum memverifikasi itu. Memang, analis kami menunjukkan bahwa mereka tetap berada dalam posisi yang mengancam," kata Biden.***

Sumber: Sun, The Assocuaed Press, berbagai sumber

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Berbagai Sumber sun.co.id The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah