“Kalau jatuh di darat, itu gampang deteksi. Satelit di dunia ini ada berapa?
Indonesia saja punya citra satelit sendiri, mungkin kalau jatuh di darat, citra satelit bisa baca,” jelas Arista kepada Liputan6.com.
Seperti tahun 2018, kini diduga kembali MH370 jatuh di Kamboja.
Satelit bahkan bisa mendeteksi apa yang ada didalam tanah. Apabila MH370 jatuh di hutan, Arista menilai dalam sebulan bisa ditemukan.
“Kayak satelit untuk cari minyak. Minyak itu kan dalam tanah. Itu kan kelihatan kandungan minyak, kandungan emas, dari satelit juga tahu.
Apalagi kalau cuman dihalangin pohon. Lebih mudah karena tidak di dalam tanah. Di dalam tanah saja satelit bisa lihat juga,” ujarnya.
Arista menjelaskan bahwa pesawat yang jatuh di dalam laut susah dilacak akibat pusaran bawah laut. Akibatnya, pesawat akan porak poranda.
“Ya memang kalau di laut begitu. Porak-poranda. Ke sana-kemari. Jadi satelit juga bingung, apalagi kalau di bawah kena pusaran itu bisa pindah-pindah,” ungkapnya.
Arist mempertanyakan motif dari pihak yang menyebut pesawat MH370 jatuh di Kamboja.
Ia berkata akan kagum apabila pihak Unicorn Aerospace benar. Tetapi apabila sebaliknya, maka ia penasaran motivasi sebenarnya dari pihak Unicorn.