Koboi akhirnya Murka, Jet Amerika Sikat Milisi Irak Dukungan Iran

- 26 Februari 2021, 18:47 WIB
KIBARKAN BENDERA -   Seorang anggota Hashd al-Shaabi mengibarkan bendera kelompok milisi Kataib Hezbollah sebagai protes atas serangan AS./REUTERS/  :
KIBARKAN BENDERA - Seorang anggota Hashd al-Shaabi mengibarkan bendera kelompok milisi Kataib Hezbollah sebagai protes atas serangan AS./REUTERS/ : /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Pejabat pemerintahan Biden mengutuk serangan roket pada 15 Februari 2021 di dekat Kota Irbil, wilayah semi-otonom yang dikelola Kurdi di Irak. Tapi, beberapa pejabat belum lama ini belum menentukan secara pasti pelakunya.  

Para pejabat mencatat bahwa di masa lalu, kelompok milisi Syiah dukungan Iran bertanggung jawab atas banyak serangan roket yang menargetkan AS. personel, atau fasilitas AS di Irak. 

Menurut Kirby pada Selasa, 23 Februari 2021,  Irak harus menyelidiki serangan 15 Februari itu. Sebab, para pejabat AS tidak bisa memastikan pelaku di balik serangan itu. Kelompok militan Syiah yang tidak banyak dikenal, menamakan diri Saraya Alwiya al-Dam (artinya dalam bahasa Arab:  Brigade Darah), mengaku bertanggung jawab atas serangan 15 Februari itu.   

Baca Juga: Situasi di Myanmar Berbalik, Warga pro-Junta Gunakan Pisau Serang Pendemo

Sepekan kemudian, serangan roket di Zona Hijau Baghdad, diduga kuat menargetkan Kompleks Kedutaan AS, tapi tidak ada yang terluka. Iran pekan ini mengklaim tidak memiliki hubungan dengan Penjaga Merah.  

Kelompok-kelompok yang didukung Iran telah terpecah secara signifikan sejak serangan AS yang menewaskan Jenderal Iran, Qassem Soleimani dan pemimpin milisi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis di Baghdad, lebih setahun silam. Keduanya adalah kunci dalam memimpin dan mengendalikan beragam kelompok yang didukung Iran di Irak.

Sejak kematian mereka, milisi menjadi semakin sulit diatur. Beberapa, analis berpendapat, kelompok bersenjata telah terpecah sebagai taktik untuk mengklaim serangan dengan nama berbeda, untuk menutupi keterlibatan mereka. 

Frekuensi serangan kelompok milisi Syiah terhadap AS di Irak, berkurang sejak akhir tahun lalu menjelang pelantikan Biden. Sebelumnya,  Presiden Donald Trump menyalahkan kelompok yang didukung Iran karena melakukan beberapa serangan di Irak. Trump kala itu menyatakan, kematian kontraktor AS akan menjadi garis merah, dan memprovokasi AS untuk balik menyerang.

Pembunuhan terhadap kontraktor sipil AS pada Desember 2019 lewat  serangan roket di Kirkuk, telah  memicu pertarungan balas dendam di tanah Irak yang memuncak dengan pembunuhan terhadap komandan Iran, Soleimani, dan membawa Irak ke ambang perang proksi.*** 

 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x