Netizen China 'Ngamuk' karena 27 Pengidap Covid-Tewas dalam Perjalanan ke Karantina

20 September 2022, 15:28 WIB
Ilustrasi kecelakaan bus yang meninggalkan banyak korban di Taiwan /Antara

KALBAR TERKINI - Media sosial di China diramaikan dengan kemarahan netizen.

Ini terjadi akibat kematian 27 orang dalam kecelakaan sebuah bus karantina Covid-19.

Kecelakaan terjadi pada Minggu , 18 September 2022 dini hari di jalan raya pedesaan Provinsi Guizhou.

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Guardian, Senin, 19 September 2022, bus itu terbalik dalam perjalanan ke fasilitas kerantina.

Baca Juga: LINK Nonton Maid's Revenge, Drama China Seru yang Sedang Viral, Kisah Balas Dendam yang Salah, Berujung Cinta?

Musibah yang dialami para penumpang pengidap Covid-19 ini, terungkap dalam pernyataan Polda Sandu di media sosial.

Kemarahan pun berkobar di kalangan pengguna media sosial di China setelah 27 orang itu tewas.

Jutaan warga di China masih dalam pembatasan ketat berkat strategi ketat nol-Covid Beijing.

Kematian pada dini hari Minggu itu dengan cepat menjadi penangkal kritik terhadap pemerintah.

Baca Juga: Twitter Dilaporkan Pekerjakan Agen China dan India

Hanya dua orang yang meninggal karena Covid di Guizhou selama masa pandemi.

“Bukti apa yang kamu miliki bahwa kamu tidak akan naik bus itu malam hari suatu hari nanti?”

Inilah salah satu posting populer di situs Weibo, medsos yang mirip Twitter.

Balasan dengan peringkat teratas berbunyi: “Siapa bilang kita tidak naik bus larut malam?"

Keputusasaan tumbuh dalam penguncian Covid yang tidak terbatas di Chengdu.

Baca Juga: Wartawan Jepang Klaim Rusia Kalah Perang, Yaita: China akan Jadi Musuh Bersama

Kecelakaan bus ini dengan cepat menjadi topik trending teratas Weibo pada Minggu sore.

Tapi topik itu tiba-tiba menghilang dari 50 topik trending teratas, termausk dari WeChat, segera setelah publikasi.

Tetapi, beberapa laporan dan komentar pada awalnya tetap ada, meskipun banyak dari yang lebih kritis telah dihapus dari Weibo.

Baca Juga: Rusia dan China Gelar Latgab Militer Gabungan: Vostok 2022 akan Diawasi Jepang dan Korsel

Dua puluh orang dirawat karena cedera.

Petugas tanggap darurat dikirim ke tempat kejadian di Prefektur Qiannan yang terpencil.

Foto-foto yang dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan sebuah bus penumpang berwarna emas, bagian atasnya benar-benar kusut, ditarik oleh sebuah truk.

Foto viral lain muncul, menunjukkan bus meluncur pada malam hari.

Pengemudi dan para penumpang mengenakan jas hazmat, yang masih umum dipakai di China untuk melindungi diri dari Covid.


Pemerintah Guizhou kemudian mengkonfirmasi pada Minggu.

Dinyatakan, kendaraan itu 'mengangkut orang-orang yang terkait dengan epidemi ke karantina'.

Mereka berasal dari ibu kota Provinsi Guiyang, dan kecelakaan terjadi pada Minggu sekitar pukul 2.40 pagi.

Menurut pemerintah setempat lewat medsos, upaya penyelamatan sedang berlangsung.

Penyelamatan itu pada dasarnya selesai.

Juga dilakukan perawatan bagi yang terluka, dan perawatan setelah meninggal dilakukan secara tertib.

"Penyebab kecelakaan sedang diselidiki," kata pemerintah setempat di media sosial. .

Tidak jelas apakah penumpang terinfeksi Covid, kontak dekat atau tinggal di gedung yang sama dengan pasien virus.

Kebijakan nol-Covid sering membuat seluruh kompleks perumahan yang dihuni ribuan orang, dipindahkan ke fasilitas karantina.

Karantina ini dibangun khusus, dan terkadang ratusan kilometer jauhnya.

Ketua Partai Komunis Guizhou dan gubernur provinsi bergegas ke Prefektur Qiannan untuk mengarahkan pekerjaan tanggap darurat.

Para pejabat menyatakan belasungkawa yang mendalam kepada para korban.

Menurut pernyataan pemerintah setempat, penting untuk mengambil pelajaran dari kecelakaan itu, memeriksa karantina, dan transportasi personel.

Semua ini terkait dengan epidemi dan bahaya tersembunyi dalam keselamatan lalu lintas.

"... [dan] dengan tegas mengekang terjadinya kecelakaan besar," lanjut pernyataan.

Guizhou mencatat 712 kasus baru yang dikonfirmasi pada Sabtu lalu.

Ini merupakan sekitar 70 persen dari semua kasus baru di China.

Angka ini merupakan lompatan besar dari 154 kasus di provinsi pada hari sebelumnya.

Data Komisi Kesehatan Nasional China menunjukkan pada Minggu bahwa Guiyang dikunci pada awal September 2022.

Guiyang adalah ibu kota dan rumah bagi enam juta orang.
Pejabat lokal berada di bawah tekanan untuk menjaga agar wabah tetap terkendali.

Apalagi sekarang karena menjelang kongres partai pada Oktober 2022.***

Sumber: The Guardian

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler