Sri Lanka kian 'Sangsot', PBB Bertindak, Presidennya Gagal Tipu Rakyat: Kepergok Mau Kabur ke Dubai

12 Juli 2022, 22:33 WIB
Krisis di Sri Lanka /Reuters/Dinuka Liyanawatte /

KOLOMBO, KALBAR TERKINI - Presiden Sri Lanka Gotabaya gagal menipu rakyatnya. Menyatakan bakal resmi mundur pada Rabu, 13 Juli 2022, Gotabaya ternyata kepergok hendak kabur ke Dubai.

Setelah kepergok pada Senin, 11 Juli 2022 malam, presiden yang dituding koruptor bersama keluarga dan kroninya, ini akhirnya ditahan oleh staf imigrasi bandara Kolombo.

Sebelum ditahan, dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Guardian, Selasa, 12 Juli 2022, Rajapaksa menghindari antrean biasa karena takut ketahuan ketika mencap paspor.

Baca Juga: Ketika Presiden Sri Lanka dan Filipina Kabur: Marcos Dijemput Heli, Rajagupta 'Malu-maluin'!

Rajapaksa bersama rombongan kemudian berusaha pergi ke area VIP, tapi belakangan diketahui sehingga langsung ditahan oleh para petugas bandara di pintu masuk.

Sementara itu, Ceylon Today melaporkan bahwa Sekjen PBB António Guterres diwakili Juru BicaraFarhan Haq pada Senin lalu menyerukan dialog di antara semua elemen bangsa di Sri Lanka.

Hal ini untuk 'memastikan transisi pemerintahan yang mulus, dan solusi untuk krisis ekonomi yang mendalam di negara itu.

Baca Juga: Kronologi Bangkrutnya Negara Sri Lanka, Gagal Bayar Hutang Hingga Berujung Kelaparan dan Tak Miliki BBM

Rajapaksa sendiri belum berkomentar secara terbuka tentang pendudukan di Istana Kepresidenan Sri Lanka oleh warga serta juga di rumah dinas Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.

Presiden Rajapaksa telah menjadi fokus protes yang meluas dalam beberapa bulan terakhir atas kekurangan makanan, bahan bakar dan medis yang mengerikan di Sri Lanka.

Demikian pula dengan krisis keuangan dan kemanusiaan yang telah membuat negara itu tidak dapat membayar utangnya, mencapai rekor inflasi, dan lebih dari enam juta warganya rawan pangan.

“Sekretaris Jenderal terus mengikuti perkembangan di Sri Lanka dengan cermat”, kata Haq atas nama Guterres.

Baca Juga: Berikut 9 Negara yang Terancam Bernasib Bangkrut Seperti Sri Lanka, Indonesia Termasukkah?

Usai gagal kabur ke Dubai, Rajapaksa dipindahkan ke tempat yang aman sebelum para pengunjuk rasa memasuki kediaman, dan pendudukan terus berlanjut.

Menurut laporan, pengunduran dirinya hanya dapat diterima ketika dia mengundurkan diri melalui surat resmi kepada Ketua Parlemen Sri Lanka.

Perdana Menteri juga dilaporkan mengindikasikan bahwa akan mundur setelah rumahnya dibakar pada akhir pekan.

“Sekretaris Jenderal PBB mengutuk semua tindakan kekerasan, dan menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab untuk dimintai pertanggungjawaban, menggarisbawahi pentingnya menjaga perdamaian," lanjut pernyataan.

Baca Juga: Rekap Jejak Bangkrutnya Sri Lanka, Mulai dari Hutang Menumpuk, Tak Miliki BBM Hingga Bakar Rumah Presiden

“PBB siap mendukung Sri Lanka dan rakyatnya." tambah PBB.

Berbagai krisis di Sri Lanka diperparah oleh pandemi COVID-19, yang menyebabkan runtuhnya industri pariwisata yang penting.

Pariwisata selama ini menyediakan mata uang asing untuk bahan bakar impor, dan pasokan medis.

Tapi, segalanya hancur akibat krisis rantai pasokan yang dipicu oleh perang di Ukraina.

Koordinator Residen PBB dan pejabat tinggi kemanusiaan di Sri Lanka, Hanaa Singer, mengeluarkan pernyataan pada Minggu.

Menurutnya, mengakhiri krisis politik langsung melalui dialog sangat penting, sehingga negara itu dapat mengatasi krisis ekonomi terburuknya sejak kemerdekaan.

“Sekretaris Jenderal terus mengikuti perkembangan di Sri Lanka dengan cermat”, kata pernyataan yang dikeluarkan atas nama Sekjen PBB.

“Penting bahwa semua insiden kekerasan terhadap jurnalis, pemrotes damai, dan perusakan properti diselidiki," kata Guterres lewat jurubicaranya.

"...dan mereka yang bertanggung jawab, dimintai pertanggungjawaban. PBB terus memantau situasi dengan cermat dan siap membantu dalam dialog, jika diperlukan," tambahnya.

Sekjen PBB menambahkan: “Seperti yang kami lakukan di seluruh dunia, PBB menyerukan penghormatan terhadap hak asasi manusia, supremasi hukum, dan pemerintahan yang demokratis di Sri Lanka.”

Sumber: The Guardian, Ceylon Today

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: The Guardian ceylontoday.lk

Tags

Terkini

Terpopuler