Ratu Elizabeth II Idap Covid-19: Ini Prediksi Memilukan yang Bikin Rakyat Inggris Menangis

21 Februari 2022, 20:23 WIB
Ratu Elizabeth mendapatkan dukungan dan ucapan segera sembuh dari berbagai pihak setelah diketahui terpapar Covid-19. /Foto: Reuters/ Jane Barlow///

KALBAR TERKINI - Ratu Elizabeth II Idap Covid-19: Ini Prediksi Memilukan yang Bikin Rakyat Inggris Menangis

Seorang pakar medis Inggris mengkhawatirkan kemungkinan lemahnya daya tahan tubuh Ratu Elizabeth II (95) yang sudah keropos dalam menghadapi Covid-19.

Profesor Paul Hunter, pakar penyakit menular di University of East Anglia, Inggris, bahkan memberikan prediksi yang membuat rakyat Inggris menangis.

Baca Juga: Dunia Rindukan Diana Spencer: Bias Konflik Ratu Elizabeth II vs Meghan Markle

"Dengan seseorang yang berusia pertengahan 90-an, bahkan jika mereka telah divaksinasi tiga kali, ada kekhawatiran," katanya, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari Sky News, Senin, 21 Februari 2022.

"Mereka dapat memburuk secara bertahap dalam beberapa hari mendatang. Jadi, Anda harus sangat berhati-hati, terus memasang mata kepada mereka," lanjutnya.

Ratu Elizabeth II sudah dua kali divaksin kemudian terakhir di-booster.

Baca Juga: Tanggapi Wawancara Pangeran Harry-Meghan di TV, Ratu Elizabeth: Sangat Memprihatinkan

Tapi, hasil pemeriksaan pada Minggu, 20 Februari 2022, resmi menyatakan bahwa penguasa paling lama yang memerintah Inggris ini, positif terpapar Covid-19.

Hanya saja, 'kedatangan mahluk' jahanam' kasat mata ini, sudah diprediksi oleh penguasa ratu.

Seorang ratu yang sudah melegenda pun disikat. "Ratu diketahui telah divaksinasi tiga kali lipat," tulis Sky News.

Pengumuman ini dibuat hanya beberapa minggu setelah penguasa paling lama memerintah Inggris ini, mencapai Platinum Jubilee bersejarahnya selama 70 tahun di atas takhta.

Baca Juga: Minta Warga Tak Tolak Vaksin Covid-19, Ratu Elizabeth II: Tidak sakit Sama Sekali

Rhiannon Mills, koresponden khusus Sky News untuk kerajaan mengaku bahwa sejumlah kasus telah didiagnosis dalam tim Kastil Windsor.

"Jadi jelas, orang-orang di sekitarnya memiliki Covid-19, dia (Ratu Elizabeth II) sekarang mengontraknya," ujarnya.

Karena lingkungan istana sudah terpapar, Sang Ratu mengaku dirinya pasti akan terinfeksi Covid-19, cepat atau lambat.

Calon penerusnya, Pangeran Charles juga sudah terpapar bersama Camilla, istrinya yang bergelar Duchess of Cornwall.

Baca Juga: 'Raja Samudera' Merapat di LCS, Selamat Datang Ratu Elizabeth!

"Jadi, tinggal waktunya saja," kata Alastair Bruce, jurubicara kerajaan.

Istana pun mengeluarkan beberapa rincian terkait kondisi terkini ratu, yang akan berusia 96 tahun pada April 2022.

"Istana Buckingham mengonfirmasi bahwa ratu hari ini dinyatakan positif Covid," kata istana dalam sebuah pernyataan.

“Yang Mulia mengalami gejala ringan, seperti pilek, tetapi diperkirakan akan melanjutkan tugas ringan di Windsor selama minggu mendatang," kata pihak istana.

"Yang Mulia akan terus menerima perawatan medis, dan akan mengikuti semua pedoman yang sesuai," tambah pernyataan.

Pada Februari 2022 ini, Ratu Elizabeth II bertemu dengan putra dan pewaris tertuanya, Pangeran Charles, yang terinfeksi ulang dengan virus corona, dan menjalani isolasi.

Penerus tahta Kerajaan Inggris ini terakhir tertular kasus virus ringan pada Maret 2020, saat pandemi pertama kali melanda negara kerajaan ini.

Perdana Menteri Boris Johnson menderita serangan Covid yang parah pada elama waktu yang hampir bersamaan, dan berakhir di unit perawatan intensif.

Tetapi, episode yang lebih mengkhawatirkan pun terjadi, ketika ratu, yang telah memerintah lebih lama dari kebanyakan orang Inggris yang masih hidup, telah tertular penyakit mematikan ini.

Istana Buckingham telah bekerja keras untuk melindungi ratu dari paparan virus.

Ratu mundur ke Kastil Windsor pada awal 2020 bersama suaminya, Pangeran Philip, dan tinggal di karantina virtual selama lebih dari setahun.

Kendati begitu, masih menurut Sky News, Ratu Elizabeth II masih 'bandel, dan bersikeras hanya pilek ringan, dan akan terus melanjutkan tugas ringan di Windsor minggu ini.


Jurubicara kerajaan, Alastair Bruce menyatakan bahwa Ratu Elizabeth III 'sangat praktis', dan hanya masalah waktu untuk kelak terpapar Covid-19.


Rumah Tangga Kerajaan Inggris memiliki dokter kerajaan sendiri, dan dokter Ratu akan siap membantu dan terus memantau kesehatannya.

Ratu: Yah,Saya tak Bisa Bergerak!
Ratu baru-baru ini menderita masalah kesehatan dan pada Rabu lalu terlihat berdiri memegang tongkat.

"Yah, seperti yang Anda lihat, saya tidak bisa bergerak," kata Ratu Elizabeth II selama audiensi secara langsung itu.

Dukungan pun berdatangan bagi ratu. Perdana Menteri Boris Johnson meng-tweet: "Saya yakin, saya berbicara untuk semua orang dalam mendoakan Yang Mulia Ratu agar cepat pulih dari Covid-19, dan cepat kembali ke kesehatan yang prima."

"Saya yakin saya berbicara untuk semua orang dalam mendoakan Yang Mulia Ratu agar cepat sembuh dari Covid dan cepat kembali ke kesehatan yang prima," tambah di akun Tweeter Boris Johnson (@BorisJohnson) 20 Februari 2022.


Pemimpin Partai Buruh Sir Keir Starmer mengatakan: "Atas nama saya dan seluruh @UKLabour, semoga Yang Mulia Ratu sehat dan cepat sembuh. Cepat sembuh, Bu."


— Keir Starmer (@Keir_Starmer) 20 Februari 2022
Walikota London Sadiq Khan menambahkan: "Komitmen Yang Mulia Ratu telah tunjukkan kepada negara kita terus tak tergoyahkan.

"Semoga dia cepat pulih dan aman dari COVID-19."

Sang Ratu telah menghabiskan sebagian besar masa pandemi di Kastil Windsor, dan dilindungi oleh dalam 'HMS Bubble'.

HMS Bubble adalah julukan bagi keluarga sang ratu, yang sudah kekurangan staf yang berdedikasi.

Selama krisis virus corona, ratu menyampaikan dua pidato televisi yang langka ke negara itu, dengan jarak berminggu-minggu per pidato.

Ratu meyakinkan rakyat Inggris bahwa virus itu akan diatasi, dan memberi tahu bagi mereka yang terisolasi: "Kita akan bertemu lagi."

Namun, diagnosis Covid-19 telah menimbulkan kekhawatiran, mengingat usia ratu yang sudah lanjut, dan kesehatannya yang mengkhawatirkan dalam beberapa bulan terakhir.

Pada Oktober 2021, Ratu Elizabetyh II difoto menggunakan tongkat saat melayani Westminster Abbey.

Momentum ini diyakini sebagai pertama kalinya ratu menggunakan tongkat di acara publik besar.

Ratu mendapat perintah dokter untuk beristirahat sejak pertengahan Oktober 2021, ketika dia membatalkan serangkaian acara pertunangan, dan menghabiskan malam di rumah sakit untuk menjalani tes pendahuluan.

Seain itu, Ratu Elizabeth II tidak dapat menghadiri Cenotaph selama acara Remembrance Sunday setelah punggungnya terkilir.

Berbicara pada Desember 2021, Pangeran Charles mengatakan tentang kesehatannya: "Begitu Anda mencapai 95 (usia), itu tidak semudah dulu. Ini cukup buruk pada 73."


Ratu Elizabeth II juga terlihat menggunakan tongkat saat tiba dengan Putri Kerajaan untuk menghadiri Layanan Thanksgiving di Westminster Abbey di London untuk menandai Seratus Tahun Legiun Kerajaan Inggris, Selasa 12 Oktober 2021.


Ratu tampil di hadapan publik secara massal pertamanya selama lebih dari tiga bulan pada 5 Februari 2022, malam Jubilee-nya.

Ketika itu, ratu juga bertemu dengan para pekerja amal di Sandringham House, dan memotong kue perayaan.

Selama Natal 2021, Ratu Elizabeth II membatalkan pertemuan keluarga tahunannya di Perkebunan Norfolk di tengah meningkatnya kasus Omicron di Inggris.

Itu adalah periode Natal pertama ratu tanpa Duke of Edinburgh, suaminya lebih dari 73 tahun, yang meninggal pada 9 April 2021.

Selama pemakaman, ratu terpaksa duduk sendirian, karena pembatasan pandemi yang sedang berlangsung.

Ratu kembali ke Windsor pada awal Februari 2022.

Dalam beberapa bulan terakhir, ratu telah mengatur urusannya, menggunakan pesan Jubilee-nya untuk mendukung Duchess of Cornwall menjadi Ratu Camilla, dan dinobatkan di sisi Charles ketika kelak menjadi raja.


Ratu Eizabeth II telah menjadi raja terbaru dari seluruh dunia yang terkena Covid-19.

Ratu Margrethe (82) dari Denmark, dan Raja Spanyol Felipe VI (54), keduanya dinyatakan positif mengidap penyakit itu pada 9 Februari 2022.

Profesor Sir Huw Thomas, kepala Rumah Tangga Medis dan Dokter Ratu Elizabeth II , diperkirakan akan bertanggung jawab menjaga kesehatan ratu.

Ratu telah menerima dua kali vaksin disusul vaksinasi booster. Setelah dinyatakan positif, tatu diharapkan mengikuti pedoman Covid-19 tentang isolasi diri.

Meskipun begitu, ada rencana oleh Perdana Menteri untuk mencabut semua pembatasan pandemi di Inggris pada akhir minggu depan.

Dr David Nicholl, konsultan ahli saraf yang bekerja di Birmingham dan juru bicara Asosiasi Dokter, menyatakan bahwa dia tidak tahu latar belakang medis penuh Yang Mulia Ratu.

"Tapi, saya berharap dia akan pulih sepenuhnya. Saya akan mengatakan, untuk seseorang yang divaksinasi lengkap, dikuatkan, kemungkinan besar mereka memiliki penyakit yang sangat ringan," lanjutnya. "Sedikit pilek, dan itu semacamnya.


Sementara itu, Profesor Paul Hunter, pakar penyakit menular di University of East Anglia, menyatakan bahwa seseorang berusia 90-an, berisiko lebih tinggi terkena virus.

Itu sebabnya, obat anti-virus Ronapreve dan Molnupiravir akan menjadi pilihan. "Jika Anda mendapatkannya cukup dini, itu mengurangi risiko berkembangnya penyakit parah," ujarnya.

"Jadi, saya akan membayangkan dokter mana pun untuk pasien berusia 90-an akan mempertimbangkan untuk memberikan anti-virus ini," lanjut Hunter.

Menurutnya, gampir semua infeksi Covid-19 yang parah dimulai dengan gejala ringan.

Keputusan untuk melanjutkan tugasnya, meskipun dinyatakan positif Covid, sejalan dengan pendekatan raja yang tidak rewel terhadap penyakit.

Di masa lalu, ratu dikenal karena konstitusinya yang kuat dan jarang sakit, namun dalam beberapa bulan terakhir, ratu mengalami beberapa kesulitan.***

Sumber: Sky News

 

 

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler