KALBAR TERKINI – Penulis lagu sekaligus penyanyi asal Malaysia, Namewee, dicekal oleh Negara China, buntut dari kontroversi karya terbarunya berjudul Fragile.
Dilansir dari laman NBC News, pencekalan muncul setelah video musik Fragile dinilai mengolok-olok negara tirai bambu itu.
“Namewee dianggap menghina Negara China dan orang-orang Tionghoa, melalui lagu baladanya yang hit berjudul Fragile, dan menganjurkan kemerdekaan untuk Hong Kong dan Taiwan,” tulis NBC News, Rabu, 27 Oktober 2021.
Baca Juga: Orang Malaysia Jadikan Tempe Trending Topik, Zulkhairi : Snack…Tempe for Life
Fragile merupakan lagu baru karya Namewee, berbahasa Mandarin, yang menampilkan penyanyi Tionghoa Australia, Kimberley Chen.
Lagu tersebut memiliki lirik penuh dengan simbol, idiom, dan metafora, berkisah tentang hati yang rapuh.
Video musik terbaru dipenuhi dengan objek, dekorasi, dan kostum berwarna pink.
Baca Juga: Lars Vilks Pembuat Kartun Nabi Muhammad Tewas Kecelakaan di Swedia
Ada panda menari dan boneka mainan berbentuk kelelawar, seolah menyinggung kepekaan orang China tentang asal usul virus corona Covid-19.
Bagian video Fragile yang dinilai sebagai ejekan dan kritik terhadap “little pink”, tentara sukarela dari pejuang digital.
Tertulis di NBC News, “little pink” adalah elemen nasionalisme dunia maya China, dan yang sangat sensitif terhadap kritik apa pun terhadap pemimpin negara itu, Xi Jinping.
Baca Juga: Gereja Katolik Prancis Hadapi Kasus Pelecehan Seksual 330 Ribu Anak oleh Imam Sejak Tahun 1950
Namewee sendiri mengaku tidak menyesal telah merilis lagu Fragile, dan bukanlah niatnya untuk menyinggung pihak lain atau negara lain dalam video musiknya.
Dia mengatakan tidak menentang Negara China, dan mengklaim menghormati banyak teman di China, yang dikenalnya selama backpacker ke negara itu.
“Saya seorang Tionghoa. Apakah saya menghina diri saya sendiri?” katanya dalam unggahan di akun Instagram miliknya.
Musisi bernama asli Wee Meng Chee itu dikenal sebagai musisi penuh kontroversi di Malaysia.
Ia sudah beberapa kali berurusan dengan hukum Negeri Jiran, disebabkan lagu dan video musiknya dianggap menghina agama dan ras lain.***