TBC Bisa Menjadi Penyakit Mematikan Setelah Covid-19, Berikut Cara Pencegahan dan Penyembuhannya

- 30 Juli 2021, 18:49 WIB
Ilustrasi Batuk Kering
Ilustrasi Batuk Kering /FREEPIK/diana.grytsku/

KALBAR TERKINI – Pandemi Covid-19 semakin hari sedikit menyusut yang dialami oleh beberapa kalangan masyarakat.

Namun, belum lama ini di berbagai negara tertimpa penyakit tambahan yang cukup berbahaya dan mematikan.

Gejala-gejala penyakit ini sama seperti Covid-19 sebelumnya, penyakit ini bernama Tuberculosis.

Baca Juga: Mengeluh Demam dan Batuk Wali Kota Pontianak Masuk RSUD Sudarso, Harisson: Kondisi Kesehatannya Stabil

Tuberculosis sebenarnya sudah lama mendampingi masyarakat di berbagai belahan dunia bahkan sebelum Covid-19 ini muncul.

Namun, tidak disangka kembali viral di berbagai media sosial sering kali mengeluh mengenai penyakit ini.

Tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh bakteri ‘Mycobacterium tuberculosis’ yang paling sering menyerang paru-paru. Tuberkulosis dapat disembuhkan dan dicegah.

TBC menyebar dari orang ke orang melalui udara. Ketika penderita TBC paru batuk, bersin atau meludah, mereka mendorong kuman TBC ke udara.

Seseorang hanya perlu menghirup beberapa kuman ini untuk terinfeksi.

Baca Juga: Selain Covid-19 Empat Penyakit Ini Pernah Mewabah di Indonesia, Satu diantaranya Adalah Polio

Sekitar seperempat dari populasi dunia memiliki infeksi TB, yang berarti orang telah terinfeksi oleh bakteri TB tetapi tidak (belum) sakit dengan penyakit tersebut dan tidak dapat menularkannya.

Orang yang terinfeksi bakteri TB memiliki risiko seumur hidup 5-10 persen untuk jatuh sakit dengan TB.

Mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah, seperti orang yang hidup dengan HIV, kekurangan gizi atau diabetes, atau perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk jatuh sakit.

Ketika seseorang mengembangkan penyakit TB aktif, gejalanya (seperti batuk, demam, keringat malam, atau penurunan berat badan) mungkin ringan selama berbulan-bulan.

Baca Juga: 5 Manfaat Akar Bajakah Kayu Herbal Asal Kalimantan, Nomor Tiga Jauhkan Anda dari Penyakit

Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam mencari perawatan, dan mengakibatkan penularan bakteri ke orang lain.

Orang dengan TB aktif dapat menginfeksi 5-15 orang lain melalui kontak dekat selama setahun.

Tanpa pengobatan yang tepat, rata-rata 45 persen Odha dengan TB dan hampir semua Odha dengan TB akan meninggal.

Tuberkulosis sebagian besar menyerang orang dewasa di tahun-tahun paling produktif mereka. Namun, semua kelompok umur berisiko. Lebih dari 95 persen kasus dan kematian terjadi di negara berkembang.

TBC adalah penyakit yang dapat diobati dan disembuhkan. Penyakit TB aktif yang rentan terhadap obat diobati dengan 4 obat antimikroba standar selama 6 bulan yang diberikan dengan informasi dan dukungan kepada pasien oleh petugas kesehatan atau sukarelawan terlatih. Tanpa dukungan tersebut, kepatuhan pengobatan lebih sulit.

Berikut dilansir Kalbarterkini.com dari kanal akun resmi Tiktok @Kementerian Kesehatan RI, Cara mengatasi Tuberculosis (TBC) sesuai anjuran Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI.

  1. Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir, Tetap menggunakan masker dan hindari merokok, Konsumsi makanan gizi seimbang dan rutin berolahraga.
  2. Jika memiliki gejala batuk lebih dari dua minggu, demam berkepanjangan, berkeringat di malam hari tanpa aktivitas dan berat bada menurun. Segera periksa ke Puskesmas.
  3. Jika terdiagnosis jangan lupa jalani pengobatan dengan disiplin sampai sembuh.
  4. Mari kita dukung para pejuang TBC dan hapuskan stigma TBC di Masyarakat.

“Ayo bersama, bagikan cara kita dalam melawan TBC dengan #lawanTBC, tosTBC,” kata Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI.***

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: @KemenkesRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah