Lewat sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2020 di jurnal Scientific Reports, para ilmuwan melakukan pemindaian mikro-CT sinar-X di mumi hewan termasuk kucing. Hal ini memungkinkan mereka untuk melihat secara mendetail struktur kerangka, dan bahan yang digunakan dalam proses mumifikasi.
Ketika para peneliti mendapatkan hasilnya, terungkap bahwa kucing itu jauh lebih kecil dari yang diperkirakan.
"Itu adalah kucing yang sangat muda, tetapi kami tidak menyadarinya sebelum melakukan pemindaian, karena begitu banyak mumi. Sekitar 50 persen darinya dibuat dari pembungkus," kata penulis studi, Richard Johnston, seorang profesor peneliti dari Uiversitas Swansea, Inggris.
“Ketika kami melihatnya di layar, kami menyadari bahwa kucing itu masih muda ketika mati. Umurnya kurang dari lima bulan, ketika lehernya sengaja dipatahkan," lanjutnya.
"Itu sedikit mengejutkan," lanjut Johnston.
Konon, praktik mengurbankan kucing, bukanlah hal yang langka.
"Mereka sering dipelihara untuk tujuan itu," kata Johnston. "Ada peternakan yang didedikasikan untuk menjual kucing."
Kucing juga dipersembahkan sebagai pengorbanan kepada dewa Mesir kuno. Menurut Mary-Ann Pouls Wegner, seorang profesor arkeologi Mesir di Universitas Toronto, persembahan itu merupakan sarana untuk menenangkan, atau mencari bantuan dari dewa selain doa lisan.***
Sumber: Live Science