TERBAYANG TERUS, Tanda Anda Telah Kecanduan Pornografi, Waspada Alami Kerusakan Otak, Ini Tingkatannya

4 Mei 2022, 15:36 WIB
Pornografi bukan hanya sebabkan kecanduan, tapi juga bisa merusak otak /pixabay/kurious/

KALBAR TERKINI – Makin banyak media, tak bisa membuat kita lepas dari jeratan konten atau tontonan berbau pornografi.

Terkadang, terdapat beberapa konten di media yang memasukan link atau sisipan pornografi agar mendapat banyak viewer. 

Bagi yang bisa mengontrol diri mungkin ini tak akan terlalu masalah, namun berbeda dengan halnya remaja yang masih dalam fase pencarian jati diri.

Tentu konten berbau pornografi dapat membahayakan pola pikir hingga bisa menimbulkan kecanduan. 

Maraknya konten-konten yang memuat hal-hal yang berbau pornografi menimbulkan rasa penasaran bagi yang melihatnya terutama remaja.

Baca Juga: PENTING, Hepatitis Misterius Sebabkan Meninggalnya 3 Anak di Jakarta, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Berawal dari penasaran ini, seseorang mulai menyukai sesuatu yang berbau pornografi.

Lalu apa sebenarnya apa termasuk konten berbau pornografi itu?

Pornografi sendiri merupakan sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitas seksual yang melanggar norma kesusilaan.

Baca Juga: LIRIK SHOLAWAT PAGI, Pembuka Rezeki dan Bikin Hati Jadi Tenang, Bacalah 3 Kali Pagi dan Sore

Sudah menjadi rahasia umum bila pornografi dapat menimbulkan kecanduan, candu pornografi menjadi salah satu isu serius di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Bahkan kecanduan pornografi ada tingkatannya loh.

Berikut tingkatan kecanduan pornografi menurut skinner 2005:

Level 1 :  melihat pornografi sekali atau dua kali setahun, paparan sangat terbatas

Level 2 : beberapa kali setiap tahun tetapi tidak lebih dari enam kali, fantasi sangat minimal

Level 3 :  mulai muncul tanda kecanduan, sebulan sekali, mencoba menahan diri

Baca Juga: SPESIFIKASI GAHAR IPhone 13, Disebut Mirip Nokia Edge 2022, Sesuai Harga, Keunggulannya Tidak Main-Main

Level 4 :  mempengaruhi fokus untuk tugas sehari-hari, beberapa kali dalam sebulan

Level 5 :  Setiap minggu, berusaha keras untuk berhenti, namun mulai mengalami gejala withdrawal

Level 6 :  Setiap hari untuk memikirkan pornografi, menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan

Level 7 :  perasaan ketidakberdayaan dan keputusasaan bila tidak melihat pornografi, konsekuensi negatif.

Seperti halnya narkoba, kecanduan pornografi juga mengakibatkan kerusakan otak yang cukup serius.

Baca Juga: MENGENAL Gejala Bipolar, Gangguan Mental yang Dialami Prilly Latuconsina di Film Kukira Kau Rumah

Pornografi bukan hanya merusak otak dewasa tetapi juga otak anak.

Kerusakan otak tersebut sama dengan kerusakan otak pada orang yang mengalami kecelakaan mobil dengan kecepatan sangat tinggi.

Kerusakan otak yang diserang oleh pornografi adalah Pre Frontal Korteks (PFC), bagi manusia bagian otak ini merupakan salah satu bagian yang paling penting karena bagian otak ini hanya dimiliki oleh manusia sehingga manusia memiliki etika bila dibandingkan binatang.

Bagian otak ini berfungsi untuk menata emosi, memusatkan konsentrasi, memahami dan membedakan benar dan salah, mengendalikan diri, berfikir kritis, berfikir dan berencana masa depan, membentuk kepribadian, dan berperilaku sosial.

Awalnya saat melihat pornografi, reaksi yang ditimbulkan adalah perasaan jijik.

Hal ini terjadi karena manusia mempunyai sistem limbik, sistem ini pula yang mengeluarkan hormon dopamin untuk menenangkan otak, tetapi dopamin juga akan memberi rasa senang, bahagia sekaligus ketagihan.

Dopamin mengalir ke arah PFC, PFC menjadi tidak aktif karena terendam dopamin.

Apabila dopamin semakin banyak maka seseorang akan timbul rasa penasaran dan semakin kecanduan melihat pornografi, namun untuk memenuhi kepuasan dan kesenangannya, seseorang akan melihat yang lebih porno / vulgar lagi untuk memicu dopamin yang lebih banyak.

Karena terus dibanjiri dopamin, PFC akan semakin mengkerut dan mengecil dan lama-lama menjadi tidak aktif akibanya fungsi dari bagian otak ini semakin tidak aktif.***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler