Network
"Saat Sandrina berkata kalau ia serius denganmu. Sandrina melarangku untuk menyelidikimu.
Sandrina berkata kalau ia mengenalmu dan percaya dengan cintamu. Aku sebagai orang tua tentu saja tidak membiarkan hal itu.
Ini berhubungan dengan masa depannya, aku tidak bisa membiarkan Sandrina salah pilih. Aku tetap menyelidikimu.
Hasilnya kau tidak memiliki catatan kejahatan atau tindak kriminal. Kau tidak memiliki cacat berarti dalam catatan riwayatmu.
Namun, tak kusangka seseorang dengan catatan seperti itu bisa menyakiti putriku sampai seperti ini." Rian menyatukan kesepuluh jarinya, "Luar biasa sekali."
Alvero tidak memberikan reaksi.
"Kalau kau tidak juga bicara aku akan memotong lidahmu. Agar selamanya kau tidak bisa bicara," Rian Gutama berkata dengan nada dingin. Membuat tengkuk Alvero terasa sedingin es.
"Kalian gila," teriak Alvero, "Mati saja kalian." Alvero menyentak-nyentak bahunya. Kakinya menendang-nendang kesana kemari dengan liar.
"Papa, tunggu!" Sandrina yang baru saja muncul tiba-tiba saja datang menghampiri mereka. Membuat Alvero, Jake dan Rian terkejut.
"Aku akan mengurus ini sendiri, Pa," ujar Sandrina pada Rian dan Jake. "Kalian," Dia menunjuk beberapa penjaga, "Bawa dia ke rumah utama. Aku akan menikmatinya di sana."
