Dalam sebuah kondisi yang disebut Sindrom 47, maka XYY - atau memiliki kromosom Y ekstra sebagai lelaki- tidak terkait dengan peningkatan tingkat masalah reproduksi di kalangan peserta studi.
Konon, di masa lalu, sindrom tersebut telah dikaitkan dengan gejala lain, termasuk ketidakmampuan belajar.
Juga keterlambatan dalam memperoleh keterampilan bicara dan motorik, dan tonus otot yang sangat rendah, menurut Pusat Informasi Penyakit Genetik dan Langka.
Gejala-gejala ini tidak secara khusus dinilai dalam studi Biobank.
Namun, penelitian itu mengungkapkan kemungkinan hubungan antara kromosom seks ekstra, dan kondisi lainnya.
Dibandingkan dengan pria XY, pria XXY dan XYY menunjukkan tingkat diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.
Juga penumpukan plak di dinding arteri (aterosklerosis); bekuan darah di vena (trombosis vena) dan arteri paru-paru (emboli paru).
Selain itu, kalangan ini menunjukkan telah mengidap penyakit paru obstruktif kronik, yang menghalangi aliran udara ke paru-paru.
Penelitian ini terbatas karena hanya mencakup pria keturunan Eropa, yang berusia antara 40 dan 70 tahun.
Namun, penelitian ini penting karena dimulai dari genetika.