KALBAR TERKINI - suasana hutan kian mencekam, setiap sudut pohon seakan hidup dan mengamati mereka, Sri merasa kecil di tempat ini
"aku masih ingat, anak kecil, cantik, ceria, belum punya dosa"
"seperti baru kemarin rasanya, tapi sekarang, anak kecil itu terbaring sakit, melawan kodrat nyawanya, hanya karena santet dari manusia biadab!!"
wajah mbah Tamin menegang, kosakata kalimatnya seperti penuh amarah, membuat Sri dan yg lain begidik ngeri.
"anak kecil itu Dela, dia yg di kamar"
"SANTET?" ucap Sri dan yg lain bersamaan
wajah Sri dan yg lain semakin menegang
"iya, karena itu dia disemebunyikan di sini, biar bisa bertahan, sampai ketemu cara memasang santetnya"
"di sembunyikan dari siapa mbah?" tanya Sri, yg semakin tertarik, seakan semua yg ada disini membuatnya penasaran.
mbah Tamin menatap Sri, matanya seakan tidak nyaman dengan pertanyaan itu.
"banyak yg tidak kamu ketahui, lebih baik tidak tahu saja"
suasana menjadi hening sesaat, mbah Tamin mengambil sebuah kotak, mengambil sejumput daun kering dari dalam kotak itu.
Kemudian memelintirnya dengan kertas, sebelum menyesapnya kuat-kuat, asap mengepul dari mulutnya.
"sekarang waktunya saya memberitahu tugas kalian disini"
mbah Tamin berdiri, ia seakan memberi tanda agar Sri dan yg lain mengikutinya.
ia berjalan disamping sisi rumah, banyak sekali potongan kayu yg di susun, memang, rumah ini terlihat mengerikan.
dengan pencahayaan yg hanya dari lampu petromax, selain itu, kegelapan, ada dimana-mana.
ia berhenti tepat di belakang rumah, ada sebuah pagar bambu, dimana, di dalamnya, ada sebuah sumur.
disana, tempat untuk mandi, dan tempat untuk mengambil air untuk kebutuhan hidup selama tinggal disini.
termasuk, untuk basuh sudo (tubuh mati) Dela yg terbaring tak bergerak.
hanya Sri yg berinisiatif bertanya, terutama ketika soal memandikan itu, entah apa dan kenapa.
Sri seakan tahu, cara memandikanya pasti tidak sama seperti cara memandikan orang biasa, hal itu.
membuat mbah Tamin tersenyum, seakan mempersingkat penjelasan beliau tentang ini semua
"iya, cara memandikanya, memang berbeda, ada tata caranya, salah satunya, bunga 7 rupa"
mbah Tamin menunjuk sebuah tempat khusus, dimana, ada bunga dengan rupa berbeda.
diletakkan di atas tempehdengan cekatan, mbah Tamin mengisi baskom dengan air.
mencampurinya dengan bebungaan itu, membawanya ke kamar tempat Dela tertidur
lalu, ia melihat Sri, memanggilnya, Dini dan Erna hanya mengamati saja
ia diminta mengikat tangan dan kaki Dela, Sri menuruti apa kata mbah Tamin walau sebenarnya ia bingung.
kenapa Dela harus diikat, setelah Sri menyelesaikan tugasnya, mbah Tamin baru membuka keranda bambu kuning itu.
ia mulai membasuh badan Dela, Sri ikut membantu, dan disana, Sri menemukan fakta mengejutkan lain
perut Dela, membesar seperti mengandung.
Sri yg membasuhnya, menatap mbah Tamin dengan tatapan bingung dan kaget.
namun mbah Tamin tampak mengerti apa yg ingin Sri tanyakan, setelah selesai dengan semua itu.***