CERITA UTUH KKN di Desa Penari Bagian 6, Bapak Misterius Masuk Rumah dan Sosok Penunggu Watu Item Kali

- 10 Mei 2022, 09:23 WIB
Foto yang beredar dan viral saat kisah KKN Desa Penari ditulis
Foto yang beredar dan viral saat kisah KKN Desa Penari ditulis /portalpurwokerto

KALBAR TERKINI - Awalnya Widya menghiraukannya, namun semakin lama Widya tidak tahan dan akhirnya memeriksanya.

Suara itu terdengar ada di belakang rumah, tepat di samping pawon (dapur).

Maka Widya pergi ke sana, saat ia sampai di pintu pawon, yang terbuat dari kayu, Widya berhenti, di sela-sela pintu.

Baca Juga: CERITA UTUH KKN di Desa Mandiri Bagian 5, Cerita Mistis Mbah Buyut dan Widya yang Muntah Gumpalan Rambut

Widya mengintip. Alangkah bingungnya Widya, melihat di antara pohon pisang, ada seorang bapak.

Bapak itu usianya berkisar antara 50-an, menggunakan pakaian hitam ala orang yang akan berkebun, ia berdiri di antara pohon pisang.

Matanya tampak mengawasi rumah yang menjadi penginapan Widya selama KKN.

Lama sekali, bapak itu berdiri mengawasi penginapan Widya, gerak-geriknya sangat mencurigakan, seperti ingin masuk ke rumah. Namun, bapak itu ragu-ragu.

Baca Juga: CERITA UTUH KKN di Desa Penari Bagian 4, Siapa Pemilik Suara Lembut Pelantun Kidung Jawa dan Tingkah Aneh Nur

Ketakutan, tiba-tiba terasa di dalam diri Widya, kemudian, selang beberapa menit, bapak itu pergi meninggalkan tempat itu.

Rasa lega, bapak itu pergi, Widya berniat kembali ke kamar, di sana ia melihat Anton, baru saja masuk rumah.

Mereka berpapasan, bodohnya, Widya tidak menceritakan hal itu kepada Anton dan anak lain, karena keesokan harinya, peristiwa yang sama itu, kembali terulang.

Baca Juga: CERITA UTUH KKN di Desa Penari Bagian 3, Sosok Pak Prabu yang Misterius dan Nisan Makam Ditutup Kain Hitam

Diawali suara keras yang sama, Widya kembali mengintip, kali ini, bapak itu lebih berani, ia melihat ke sana-kemari.

Kemudian mendekati penginapan dan beberapa kali berusaha mengintip, dari gerak-geriknya, tampaknya bapak itu berniat buruk, masalahnya, apa yang ingin dia cari di sini.

Memikirkan hal itu, Widya tiba-tiba seperti baru ingat, ia hanya di rumah ini sendirian, seorang wanita, sendirian di dalam rumah, dan seorang pria asing, mendekati rumah itu.

Baca Juga: CERITA UTUH KKN Desa Penari Bagian 2, Ibu Widya Tak Merestui KKN di Desa yang Terkenal Angker Itu

Apalagi kalau bukan sesaat, ketika si bapak sudah berdiri di depan pintu pawon, suara itu mengejutkannya.

Suara keras itu rupanya dari batu di belakang pawon, keras sekali sampai membuat si bapak lari tunggang langgang, Widya menyaksikannya sendiri.

Ada yang melempar batu cukup besar, tepat di watu item (batu kali) di belakang rumah. Sehingga si bapak panik dan pergi.

Baca Juga: CERITA UTUH KKN Desa Penari Bagian 1, Tugas Akhir Kuliah yang Berakhir Tragis dan Hubungan Cinta Terlarang

Widya ikut pergi. Widya melaporkannya pada Pak Prabu, yang ikut kaget mendengarnya.

Dicarilah si bapak itu dan ketemu. Rupanya dia adalah warga desa sana.

Ketika ditanya apa yang dia lakukan di rumah anak-anak KKN, bapak itu mengatakan sesuatu, yang entah benar atau tidak, bila ia melihat wanita.

Wanita yang dilihat si bapak ini, mengenakan pakaian seperti dayang (penari) dan ia masuk rumah ini.

Namun karena beliau takut disangka melakukan hal-hal tidak baik, ia memeriksanya diam-diam.

Tapi, di hari dimana ia lari tunggang-langgang, ia melihat sesuatu di pawon rumah.

Ia melihat wanita itu di dalam pawon rumah, ia sedang menari dengan anggun.

Sesaat sebelum ia melihat wajahnya, si bapak kaget setengah mati, karena di balik sirat wajah wanita yang disangka terlihat jelita itu, rupanya polos, rata tak ada bentuk.

Apa yang diucapkan si bapak memang tidak dapat dipercaya, namun Pak Prabu tidak punya bukti lebih jauh, maka Pak Prabu hanya menegur agar tidak melakukan hal itu lagi, si bapak pun pergi.

Namun, Pak Prabu mengatakan hal lain yang membuat Widya begidik ngeri.

"Onok sing nyoba ngbari sampeyan mbak (ada yang mencoba memberi pesan sama kamu mbak)."

"Sinten Pak (siapa Pak)?"

"Mbah-mbah sing nunggu nang watu item (kakek-kakek penjaga batu kali itu)."

Setelah kejadian itu, Widya diminta ke rumah Pak Prabu bila masih sakit.

Namun, ada kejadian lagi yang Widya alami, kali ini melibatkan Nur.

Waktu itu siang hari, Widya sedang mengerjakan prokernya yang sudah tertunda beberapa hari.

Wahyu mendekati Widya, ia menawarkan kesempatan untuk keluar desa.

Sementara karena harus membeli perlengkapan untuk progress kerjanya yang harus dibeli di kota.

"Melu mboten (ikut gak)?"

"Adoh gak (jauh gak)?"

"2 jam," kata Wahyu.

"Aku wes ijin Pak Prabu, oleh nyilih motor'e (aku sudah ijin Pak Prabu, boleh pinjem motornya)."

"Nggih pon, melu (ya sudah, ikut)."

Wahyu melihat jam di tangannya, pukul 11 lewat, ia harus cepat menyelesaikan urusannya di kota.

Karena sesaat sebelum meminta ijin, Pak Prabu sudah mewanti-wanti untuk sudah kembali sebelum hari petang.

Saat Wahyu menanyakan kenapa harus seperti itu, toh ada jalan setapak yang gampang ditelusuri untuk masuk ke hutan ini.*** (Bersambung...)

 

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Twitter @SimpleM81378523


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah