"Melu mboten (ikut gak)?"
"Adoh gak (jauh gak)?"
"2 jam," kata Wahyu.
"Aku wes ijin Pak Prabu, oleh nyilih motor'e (aku sudah ijin Pak Prabu, boleh pinjem motornya)."
"Nggih pon, melu (ya sudah, ikut)."
Wahyu melihat jam di tangannya, pukul 11 lewat, ia harus cepat menyelesaikan urusannya di kota.
Karena sesaat sebelum meminta ijin, Pak Prabu sudah mewanti-wanti untuk sudah kembali sebelum hari petang.
Saat Wahyu menanyakan kenapa harus seperti itu, toh ada jalan setapak yang gampang ditelusuri untuk masuk ke hutan ini.*** (Bersambung...)