Sinopsis Film Sang Kiai, Kisah Nyata Perjuangan KH Hasyim Asy'ari dan Santri Untuk Indonesia

- 13 Agustus 2021, 17:12 WIB
Film bertema kemerdekaan dapat ditonton untuk memeriahkan kemerdekaan Republik Indonesia
Film bertema kemerdekaan dapat ditonton untuk memeriahkan kemerdekaan Republik Indonesia /Viu/

KALBAR TERKINI – Drama yang bergenre religi ini mengkisahkan bagaimana KH Hasyim Asy’ari dan para Santri memperjuangkan bangsa dan negara Indonesia dari penjajahan Jepang.

Kisah ini mengingatkan kembali akan keberadaan para santri-santri islam, khususnya yang berada di pondok pesantren amat penting bagi Indonesia dan penuh akan sejarahnya dalam memperjuangkan tanah air saat masa penjajahan.

Baca Juga: Sinopsis Film Sang Pencerah, Berdasarkan Kisah Nyata Pendiri Muhammadiyah K.H Ahmad Dahlan

Bahkan, perjuangan mereka ini di adaptasi melalui film indonesia berdasarkan kisah nyata dan fakta akan perjuangan yang dilakukan KH Hasyim Asy’ari dan para Santri.

Film ini diperankan oleh Ikranagara (KH Hasyim Asy’ari), Christine Hakim (Masrurah/Nyai Kapu, Agus Kuncoro (KH Wahid Hayim) dan Adipati Dolken (sebagai Harun).

Berikut dilansir kalbarterkini.com dari filmindonesia.or.id, mengenai Sinopsis Film Sang Kian, Kisah Nyata Perjuangan KH Hasyim Asy'ari dan Santri Untuk Indonesia.

Tahun 1942 Jepang melakukan ekspansi ke Indonesia. Di Jawa Timur, beberapa KH dari beberapa pesantren ditangkapi karena melakukan perlawanan. KH Hasyim Asy'ari sebagai pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng ditangkap karena dianggap menentang Jepang.

Penangkapan ini membuat kericuhan di Tebu Ireng, dan menimbulkan reaksi dari para putra beliau; KH Wahid Hasyim, Karim Hasyim dan Yusuf Hasyim serta deretan para santri: Baidlowi (menantu beliau), Kang Solichin, orang kepercayaan, serta tiga santri muda; Harun, Kamid dan Abdi.

Baca Juga: Hari Pramuka 14 Agustus 2021, Selain Olivia Zalianty, 5 Artis Ini juga pernah Aktif di Kegiatan Pramuka

Penangkapan itu membuat situasi pesantren kacau. Maisyaroh lebih kerap disebut Nyai Kapu, istri KH Hasyim Asy'ari, diungsikan ke daerah Denaran. KH Wahid Hasyim bersama Wahab Hasbullah meminta agar KH Hasyim Asy'ari dibebaskan.

Kepala Kempetei yang menahan beliau, tidak bersedia membebaskan. Bahkan KH Hasyim Asy'ari dipindah penjara hingga tiga kali. Mulai dari penjara Jombang, Mojokerto hingga ke penjara Bubutan Surabaya.

KH Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah lalu meminta bantuan Abdul Hamid Ono, orang Jepang, kenalan keluarga. Sementara proses berlangsung, KH Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah mengadakan pertemuan NU di Jakarta, dengan agenda membebaskan para Kiai. Dalam pertemuan tersebut dicapai kesepakatan jalan damai.

Sepeninggal KH Hasyim Asy'ari, sebagian santri memilih hengkang dari pesantren. Harun dan Kamid yang membuntuti saat KH Hasyim Asy'ari ditangkap, mengalami nasib tragis.

Baca Juga: 7 Adab Berdoa Menurut Islam, Hari Jumat Adalah Waktu Mustajab Untuk Memanjatkan Doa

Kamid ditembak mati, saat kepergok dengan patroli tentara Jepang. Kematian Kamid dan penangkapan KH Hasyim Asy'ari memunculkan kemarahan dalam diri Harun. Berbeda dengan Abdi yang memilih jalan damai mengikuti langkah KH Wahid Hasyim, Harun memilih ikut para militan dalam mencuri ransum tentara Jepang.

Jepang membebaskan para Kiai, termasuk KH Hasyim Asy'ari. Mereka mempertimbangkan bahwa membebaskan para Kiai agar bisa diajak kerjasama. Jepang bahkan mendudukkan KH Hasyim Asy'ari sebagai ketua Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia).

Karena tidak berkedudukan di Jakarta, KH Hasyim Asy'ari melimpahkan wewenang pada KH Wahid Hasyim. Beliau memilih menetap di Tebu Ireng.

Bagaimana untuk kisah selanjutnya. Anda dapat melihat secara penuh melalui link streaming Netflix pada 12 Agustus 2021.***

Editor: Ponti Ana Banjaria

Sumber: Berbagai Sumber filmindonesia.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah