SINOPSIS Bukan Kupu Kupu Malam Karya Nona Lyanna yang Hadir di GoodDreamer, Kisah Wanita yang Melupakan Tuhan

11 Desember 2022, 15:05 WIB
Bukan Kupu-Kupu Malam Karya Nona Lyanna yang hadir di GoodDreamer /GoodDreamer

KALBAR TERKINI – Bukan Kupu-kupu Malam adalah novel romantic terbaru karya Nona Lyanna.

Berawal dari kehidupan kelam seorang gadis yang disangka seorang pelacur, Bukan Kupu-kupa Malam hadir di GoodDreamer.

Tak berpanjang lebar, berikut kita simak sinopsis Bukan Kupu-kupu Malam karya Nona Lyanna.

Kotor sudah tubuh ini. Dibawah selimut aku bersembunyi meratapi diri yang telah menjadi hina.

Baca Juga: SINOPSIS Ayah, Aku Salah Apa? Buah Karya dari Nazneen yang Hadir di GoodDreamer, Kisah Keluarga Pilih Kasih

Setumpuk uang berwarna merah tergeletak di sampingku. 

"Ambil sebagai bonus untukmu. Saya senang mendapatkan kepuasan dari wanita yang masih asli sepertimu," ujar Om Salman, laki-laki yang merenggut kesucianku semalam.

Aku bergeming, bahkan air mata tak mau menetes lagi. 

Detik berikutnya aku ditinggalkan begitu saja. Sungguh menyedihkan. 

Waktu terus berjalan.

Baca Juga: INI ALASAN Mengapa Wanita Bershio Ular Gampang Mempunyai Teman, Namun Terkadang Suka Acuh Tak Acuh Pada Si Dia

Aku terbiasa dengan keadaan. Walau hati masih menjerit menerima kenyataan. Namun, aku tak lagi menyembah Tuhan.

Aku berhenti menjalani kewajibanku. 

Aku berhenti menyebut nama-Nya sebagai tempat mengaduku.

Ya, aku berhenti untuk semua ajaran kebaikan yang dikatakan oleh Ibu.

Baca Juga: PENUH Perhatian dan Sabar, Inilah Poin yang Membuat Wanita Bershio Kambing Disukai Banyak Pria, Tapi

Namaku, Luka. Selamanya aku akan terluka jika tidak mengganti nama ini.

Kalimat Tuan Abraham terngiang di kepala. Apa kabar laki-laki yang pernah menyelamatkan hidupku itu?

Semoga rumah tangganya selalu bahagia. Aku sungguh merindukan Nyonya Jelita serta Tuan Abraham.

Akan tetapi, saat ini aku bagai tak punya muka walau sekedar ingin mencaritahu kabarnya.

Aku telah kotor. Aku telah hina. Garis takdir mengantarkan aku pada tempatku yang nyatanya memang mewarisi pekerjaan Ibu.

Ah, aku mulai menyesali.

Baca Juga: KENAPA Pemilik Shio Kelinci Banyak Disukai Orang? Umumnya Memiliki Paras Cantik dan Menarik, Benarkah?

Andai bisa memilih, aku lebih baik tidak terlahir di dunia ini daripada harus hidup dengan menanggung cibiran Anak haram, dan kini malah menyandang status wanita malam.

Hari berganti bulan, bahkan hampir berganti tahun. Aku semakin terbiasa dengan pekerjaan ini.

Tidak ada lagi pemberontakan, hanya sesekali merasa diri penuh dengan penyesalan.

"Luka, ada seseorang dari luar kota yang datang ingin membayarmu mahal," ujar Mami Asni masuk ke dalam kamarku.

"Atur saja tarifnya, Mi. Suruh dia langsung menemuiku di sini!" perintahku sembari melanjutkan mengoles make up tipis.

"Baiklah, sayang."

Kurang lebih lima menit berlalu, akhirnya penikmat nafsu itu masuk ke kamarku.

Aku masih menghadap cermin tanpa menoleh ke arahnya. Terdengar suara pintu telah kembali ditutup rapat.

Senyumku tergambar lewat pantulan kaca. Betapa kecantikan ini mampu memikat kaum laki-laki buaya.

"Tuan ingin diservis dengan gaya apa?" tanyaku sembari membalikkan badan.

Hening. 

Laki-laki itu tak menjawab ataupun tersenyum. 

Aku memperhatikan seksama sosoknya. Tubuh laki-laki itu tinggi dan sangat ideal. Tidak buncit, tidak gendut, hanya berewokan.

Jantungku mendadak berdebar-debar tak karuan.

Ada apa ini?

Perlahan laki-laki itu melepaskan topinya, berlanjut dengan menyentuh wajahnya sendiri.

Aku ternganga dengan mata yang membesar. Berewok serta kumisnya palsu, dan yang lebih mengejutkan lagi, dia adalah ....

"Tuan Abraham," lirihku masih tak percaya.

Tuan Abraham menatapku tajam tanpa bersuara. Aku gemetar berhadapan dengannya.

Apa lagi yang Engkau mau, ya Rabb?

Hatiku menjerit menahan sakit ini. Wajahku tertunduk malu, dan seolah ribuan orang tengah menertawakan keadaanku yang menyedihkan.

Aku tak berani mengangkat wajah untuk kembali menatap Tuan Abraham.

Tangisan yang hampir satu tahun terkahir ini tak pernah hadir, kini malah membuncah memecahkan kebekuan di pelupuk mata.

Aku terisak dengan gerakan dada naik turun menahan sesaknya, tanpa berani bersuara. 

Lidahku terasa asin, mungkin sudah berdarah karena aku menggigit kuat untuk tetap tak bersuara.

Namun, aku gagal. Suara isakanku akhirnya keluar. Aku tersedu-sedu sembari menutup wajah dengan kedua telapak tangan.

Betapa murahan dan memalukannya tawaran yang tadi aku ucapkan pada Tuan Abraham.

Seandainya ada racun di kamar ini, maka aku pasti langsung meminumnya. 

Bagaimanakah kisah selengkapnya, baca di GoodDreamer.***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: GoodDreamer

Tags

Terkini

Terpopuler