Peluncuran Vaksin Sukses, Saham Asia Membaik

- 15 Februari 2021, 12:12 WIB
DAMPAK VAKSIN - Saham Asia mencatat rekor tertinggi pada Senin, 15 Februari 2021. Ini karena membaiknya sentimen pasar menyusul sukses dari peluncuran vaksin korona secara global.//PIXABAY/
DAMPAK VAKSIN - Saham Asia mencatat rekor tertinggi pada Senin, 15 Februari 2021. Ini karena membaiknya sentimen pasar menyusul sukses dari peluncuran vaksin korona secara global.//PIXABAY/ /PIXABAY/

SYDNEY, KALBAR TERKINI -  Saham Asia mencatat rekor tertinggi pada Senin, 15 Februari 2021. Ini terjadi karena membaiknya sentimen pasar menyusul kesuksesan peluncuran vaksin virus korona secara global. Pelaku pasar pun berharap hal ini mempercepat pemulihan ekonomi apalagi ditambah adanya rencana bantuan fiskal baru dari Washington.

Sementara itu, harga minyak naik di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang, melonjak 0,4 persen menjadi 736,4. Nikkei Jepang naik 1,1 persen, meskipun data menunjukkan bahwa pemulihan negara dari resesi sempat melambat pada kuartal IV.

Baca Juga: Corona di Indonesia Tembus 1,2 Juta Kasus, Jokowi Banggakan Bio Farma

Dilansir Kabarterkini.com dari Reuters, Senin, indeks patokan Australia juga naik 0,9 persen. Sementara E-mini berjangka untuk S&P 500,  naik 0,3 persen pada awal perdagangan Asia. Pasar China dan Hong Kong tutup untuk liburan Tahun Baru Imlek. Sedangkan pasar saham AS ditutup pada Senin ini terkait liburan Hari Presiden.

Sorotan pekan ini adalah terkait hasil pertemuan Federal Reserve AS pada Januari lalu, di mana pembuat kebijakan memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga. Data inflasi akan dirilis dari Inggris, Kanada, dan Jepang, sementara pada Jumat depan, AS akan merilis indeks manajer pembelian (PMI) yang terjadi selama awal Februari ini.

Sementara para ekonom memperkirakan, inflasi akan tetap jinak selama beberapa saat atau  bisa disebut sebagai 'perdagangan reflasi'. Hal ini karena pengaruh dari kesuksesan vaksinasi virus korona  serta harapan adanya pengeluaran fiskal besar-besaran di bawah Presiden AS Joe Biden. 

Biden telah mendorong pihak legislatif untuk menyetujui alokasi dana bantuan untuk penanggulangan virus korona senilai 1,9 triliun dolar AS.

“Dalam pandangan kami, selama kenaikan (inflasi) secara bertahap, pasar ekuitas dapat terus berjalan baik. Namun, pergerakan yang tidak tepat, tentu akan merugikan sentimen investor,” kata Esty Dwek, Kepala dari Divisi Strategi Pasar Global dari Natixis Investment Managers Solutions. 

“Selisih kredit telah diperketat secara tajam. Tapi, masih ada ruang untuk menyerap beberapa hasil yang lebih tinggi, sehingga kami lebih nyaman akan risiko kredit ketimbang risiko suku bunga,” tambah Dwek. 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x