Kepala BKPM: Pembangun Pelabuhan Terpadu untuk Program LIN Lahirkan Ekonomi Baru

- 14 Februari 2021, 11:04 WIB
Pelaguhan Internasional Terpadu Kijing, Kabupaten Mempawah
Pelaguhan Internasional Terpadu Kijing, Kabupaten Mempawah /Aep Mulyanto/Kalbar Terkini

KALBAR TERKINI - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia yakin bahwa pembangunan pelabuhan terpadu bisa melahirkan sumber ekonomi baru.

Menurutnya, sebagai infrastuktur dasar program LIN dapat segera dilakukan. Pembangunan pelabuhan sendiri akan dilakukan oleh Kementerian Perhubungan bersama dengan KKP

"Bapak Presiden ingin agar semua processing itu dilakukan di darat,” katanya dikutip oleh kalbarterkini.com dari Pikiran-Rakyat.com, Minggu, 14 Februari 2021.

Ia menyakini, dengan pemahaman bahwa pendapatan negara dan daerah itu dapat dikontrol, maka menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru.

Baca Juga: Gubernur Kalbar Belum Izinkan Pembelajaran Tatap Muka

“Termasuk menciptakan lapangan kerja baru, dan membangun ekonomi yang ada di darat," tutur Bahlil

Indonesia, lanjutnya, merupakan salah satu negara yang berada di garis khatulistiwa. Sebagai negara yang berada di khatulistiwa, Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang berlimpah.

“Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA), Indonesia harus bisa mengelola kekayaan SDA yang terkandung di dalamnya,” papar mantan Ketua HIPMI ini.

Pembangunan Pelabuhan Terpadu, bertujuan untuk kemakmuran masyarakat Indonesia itu sendiri.

Salah satu hasil kekayaan alam Indonesia yakni perikanan air tawar dan laut.

Baca Juga: Jalin Kerja Sama dengan FPOK IKIP PGRI Pontianak, KORMI Kalbar Kembangkan Olahraga Rekreasi

Terbaru, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan setidaknya kan berdiri sebanyak 55 industri pengolahan ikan dalam rencana pembangunan terpadu.

Hal ini ditujukan untuk mendukung program Lumbung Ikan Nasional (LIN).

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan bahwa tujuan pembangunan pelabuhan terpadu ini memang untuk mengintegrasikan proses yang ada dari hulu hingga hilir.

"Kemudian 4 industri galangan kapal diharapkan bisa tumbuh di sana. Penyerapan tenaga meliputi 20.000 nelayan atau ABK, 500 petugas pelabuhan perikanan, 2.000 pedagang ikan, 11.000 pekerja industri perikanan," katanya.

Dirinya mengemukakan pemerintah terus memantapkan pengembangan program LIN di Maluki Utara antara lain melalui rapat koordinasi lintas sektor bersama kementerian dan lembaga selalu dilakukan guna membahas rencana pembangunan pelabuhan terpadu.

Menurutnya, potensi perikanan tangkap di tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) Maluku dinilai sangat banyak.

"Peluang belum dimanfaatkan mencapai 2.315 juta ton pada tahun 2019, maka jika kita memanfaatkan 25 persen saja atau 579 ribu ton maka diperkirakan perputaran ekonomi per hari di sana dapat mencapai Rp31 miliar," ujarnya.

"Angka tersebut masih bersumber dari produksi perikanan tangkap, belum perikanan budidaya," ucapnya. ***

Editor: Ponti Ana Banjaria

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x