Geliat Bisnis Indosat, "Kakak Tertua yang Terbuang" itu Kini Mulai Menunjukkan Taringnya di Tanah Air

1 November 2022, 22:24 WIB
Indosat Ooredoo Hutchison Catat Laba di Kuartal I Tahun 2022 sebagai Entitas Gabungan Baru /Dok pribadi/

KALBAR TERKINI - Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mulai menunjukkan taringnya di bidang telekomunikasi tanah air.

Kini, perusahaan yang dulunya milik pemerintah Indonesia tersebut mulai menunjukkan kekuatan bisnisnya.

Pada kuartal ketiga 2022 saja, total Pendapatan perusahaan naik 49,8 persen Year-on-Year (YoY) dari Rp23,1 triliun di sembilan bulan (9B) 2021 menjadi Rp34,5 triliun pada 9B 2022.

Baca Juga: Catat Pertumbuhan Solid, IOH Laporkan Kenaikan Pendapatan dan Laba Bersih di Kuartal Ketiga 2022

Total Pendapatan kuartal ketiga 2022 tumbuh 3,0 persen menjadi sebesar Rp12,0 triliun dari Rp11,7 triliun pada kuartal kedua 2022.

EBITDA naik 35,6 persen YoY dari Rp10,4 triliun di 9B 2021 menjadi Rp14,1 triliun di 9B 2022.

EBITDA kuartal ketiga 2022 tumbuh 2,3 persen menjadi sebesar Rp4,9 triliun dari Rp4,8 triliun pada kuartal kedua 2022.

Perusahaan mencatat Laba Bersih sebesar Rp3,7 triliun pada 9B 2022.

Baca Juga: Simak Ini dia, 5 UMKM Siap Go Digital, Dapat Suntikan Modal Dari Telkomsel,Berapa Jumlahnya

Total pelanggan seluler naik 2,4 juta Quarter-on-Quarter (QoQ) menjadi 98,6 juta, dengan tambahan 1,8 juta pengguna 4G QoQ.

Tren positif perusahaan tersebut berkat merger yang dilakukan akhir 2021 antara Indosat dan Tri Indonesia dibawah PT Hutchison.

Penggabungan itu sendiri mulai efektif dilakukan pada Januari 2022 yang lalu.

Dengan penggabungan ini, maka Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mencatatkan diri sebagai operator seluler kedua terbesar di tanah air setelah Telkomsel.

Baca Juga: Beli Paket Data dengan Scan QR Code Gampang, Makin Mudah Pakai Telkomsel

Hingga November 2022, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mencatatkan kenaikan jumlah pelangan 1,6 Juta, Kedua Terbesar RI.

Pelanggan operator seluler Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) meningkat 1,6 juta pengguna pada kuartal kedua (April-Juni) 2022 dengan total pengguna kini mencapai 96,2 juta.

Peringkat pertama masih dipegang oleh Telkomsel yang hingga akhir Juni 2022 mencapai 169,7 juta pelanggan.

Dengan pengguna mobile data sebanyak 119,3 juta pelanggan, yang mendorong lalu lintas data tumbuh 21,4 persen dari periode yang sama tahun lalu.

BUMN yang Dibuang

Perjalanan bisnis Indosat di tanah air memang penuh dengan liku-liku yang sangat menarik untuk diikuti.

Pernah menjadi anak negeri dengan status BUMN Telekomunikasi di tanah air sejak 1967, Indosat akhirnya menjadi "anak haram" setelah dijual pada 2002 di era Presiden Megawati Soekarno Putri.

Saat itu, penjualan memunculkan beragam komentar negatif dari masyarakat, namun Megawati berkeras, Indonesia mengalami krisis yang mengharuskan melepas Indosat dari pelukan ibu pertiwi.

Sejak saat itu, perjalanan Indosat dimulai dari tangan pemilik satu ke pemilik yang lainnya.  

Indosat persisinya didirikan pada tahun 1967 sebagai sebuah perusahaan penanaman modal asing pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telekomunikasi internasional melalui satelit internasional.

Pernah dimiliki oleh ITT, sebuah perusahaan konglomerasi asal Amerika Serikat hingga 1980.

Indosat Tbk (ISAT) didirikan tanggal 10 Nopember 1967 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1969.

Kantor pusat Indosat berkedudukan di Jl. Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta 10110 – Indonesia dan memiliki 5 kantor regional yang berlokasi di Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan dan Balikpapan.

Induk usaha Indosat adalah Ooredoo Asia Pte. Ltd. (sebelumnya bernama Qatar Telecom (Qtel Asia)), Singapura.

Sedangkan induk usaha terakhir Indosat Tbk adalah Ooredoo Q.P.S.C (sebelumnya Qatar Telecom QSC), Qatar.

Pemegang saham yang memiliki 5 persen atau lebih saham Indosat Tbk (31-Mar-2022), yaitu: Ooredoo Asia Pte. Ltd (pengendali) (65,64 persen), PT Tiga Telekomunikasi Indonesia (10,77 persen) dan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) (9,63 persen).

Pemerintah Republik Indonesia memiliki 1 saham “Seri A”, yang mempunyai hak suara khusus.

Pada tahun 1994, ISAT memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ISAT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 103.550.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.000,- per saham.

Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 19 Oktober 1994.

Selain IPO di Bursa Efek Indonesia, ISAT juga melakukan penawaran dan pencatatan di Bursa Efek New York (“NYSE”) dalam bentuk American Depositary Shares (ADS, dimana setiap ADS mewakili 50 saham Seri B) ISAT, mulai diperdagangkan di Bursa Efek New York sejak tahun 1994 sampai dengan tanggal 17 Mei 2013.

Pada tanggal 20 November 2003 Indosat, Satelindo, PT Bimagraha Telekomindo (Bimagraha) dan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) melakukan penggabungan usaha (merger).

Indosat menjadi entitas yang dipertahankan, sedangkan Satelindo, PT Bimagraha Telekomindo (Bimagraha) dan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) bubar secara hukum tanpa kewajiban untuk melakukan proses likuidasi.***

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Berbagai Sumber Indosat Ooredoo

Tags

Terkini

Terpopuler