DIENG Dilanda Cuaca Dingin Hingga Hujan Salju, Berikut Profil Lengkap Wilayah Tertinggi di Tanah Air Tersebut

- 1 Juli 2022, 07:16 WIB
Embun upas Dieng
Embun upas Dieng /Instagram

Namun menurut seorang peneliti dari Prancis, Migrasi tersebut hanyalah migrasi biasa dalam rangka memperluas lingkup perdagangan bangsa kalingga yang kemudian sekaligus menjadi sarana penyebaran budaya.

Proses Migrasi tersebut membawa pengaruh besar baik dibidang keyakinan, tekhnologi, hingga sastra.

Bahkan cara bercocok tanam padi pun diduga merupakan salah satu tekhnologi yang dibawa bangsa kaligga ke Tanah Jawa.

Dalam Kurun Waktu tertentu, terjadilah proses civilisasi yang terus menerus, hingga akhirnya Dieng menjadi sebuah sistem peradaban yang besar.

Sekaligus menjadi cikal bakal berdirinya Wangsa Mataram Kuno (Sanjaya dan Syailendra) yang mencapai puncaknya pada abad 8-9 M.

Dengan bukti-bukti peninggalannya berupa candi-candi yang sampai sekarang masih dapat kita lihat sisa-sisa peninggalannya.

Migrasi tersebut bukanlah proses perpindahan spontan melainkan tersusun dengan rencana yang matang.

Sebelum proses migrasi dilakukan, mereka telah melakukan pencarian tempat-tempat yang dianggap sesuai untuk memindahkan simbolis "surga" yang ada di himalaya ke tanah Jawa.

Dan tempat yang dianggap pas tersebut adalah Dieng. Oleh sebab itu kemudian Dieng menjadi pingkalingganing Bhawana (Poros Dunia).

Nama Dieng sendiri dilatarbelakangi dari peristiwa pemindahan simbol surga dilakukan Sang Hyang Djagadnata (Bathara Guru).

Sebagaimana tertuang dalam Serat Paramayoga karya R Ng Ranggawarsito ? tersebut.

Dieng yang berasal dari bahasa Sanskerta Di artinya tempat yang tinggi atau gunung dan Hyang artinya leluhur atau dewa-dewa.

Halaman:

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Diengbackpacker.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x