Fakta Menarik R.A Kartini Yang Perlu Diketahui, Pencipta Buku Habis Gelap Terbitlah Terang Yang Kontrovesionl

- 12 September 2021, 22:59 WIB
R.A. Kartini merupakan salah satu tokoh wanita pahlawan nasional Republik Indonesia, berbagai fakta menarik mengenai dirinya, salah satu terciptanya buku Habis Gelap Terbitlah Terang.
R.A. Kartini merupakan salah satu tokoh wanita pahlawan nasional Republik Indonesia, berbagai fakta menarik mengenai dirinya, salah satu terciptanya buku Habis Gelap Terbitlah Terang. /Twitter/@RumahCemara

KALBAR TERKINI – Siapa yang tak kenal salah satu ikon pejuang wanita di era terdahulu yang bernama Raden Ajeng Kartini, sosonya merupakan salah satu panutan generasi wanita masa kini.

Kartini semasa hidupnya memiliki kisah perjuang hidup yang amat Panjang. Baik itu permasalah keluarga, asmara hingga untuk negara tanah air tercinta.

Adapun fakta menarik mengenai sosok Kartini yang perlu Anda ketahui, sekaligus sebagai pembelajaran dan pengetahuan, serta penyemangat generasi wanita masa kini.

1. Perpaduan darah bangsawan dan ulama

Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Ayahnya adalah seorang bangsawan bernama Mas Adipati Ario Sosroningrat, yang saat itu menjabat sebagai seorang Bupati Jepara.

Sementara sang ibu, M.A. Ngasirah, merupakan putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.

2. Buku Habis Gelap Terbitlah Terang

Setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa.

Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda.

Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”.

Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir
terdapat tambahan surat Kartini.

3. Belanda Mengabadikan Nama kartini Sebagai Nama Jalan

Perjuangan Kartini memang tak hanya menginspirasi kaum perempuan Indonesia saja, melainkan kaum perempuan Belanda juga ikut merasakan hal yang sama.

Paling tidak inilah efek yang terasa ketika surat-surat Kartini dibukukan dalam bentuk Bahasa Belanda dengan judul “Door Duisternis Tot Licht”.

Mereka yang membacanya pasti tersentuh akan ketidakadilan yang harus diterima kaum perempuan pribumi di tanah Jawa.

4. Meninggal di usia muda

Sayangnya, perjuangan Kartini tidak bertahan lama. Kartini meninggal di usia belia, yaitu 25 tahun.Disebutkan, Kartini
meninggal empat hari setelah melahirkan anak pertamanya yang bernama Raden Mas Soesalit Djojodiningrat.

Diduga, Kartini meninggal karena penyakit preeklampsia yang dideritanya pasca melahirkan sang buah hati.

5. Sempat Bersekolah dan Mahir Bahasa Belanda

Dikalangan perempuan Indonesia saat itu Kartini merupakan anak perempuan yang beruntung karena ia mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di ELS (Europese Lagere School).

Meskipun hanya bersekolah sampai umur 12 tahun karena sudah harus dipingit untuk menikah, Kartini selalu semangat untuk belajar dan mengetahui hal baru.

Dari pendidikan yang ia tempuh, Kartini berkesempatan untuk mempelajari bahasa hingga ia mahir berbahasa Belanda.

Dan saat sedang didpingit, Kartini banyak membaca dan belajar dengan sesama teman perempuannya untuk mengisi waktu luangnya.

Kartini juga sering berkirim surat dengan teman-teman korespondensi dari Belanda salah satunya Rosa Abendanon dan Estelle "Stella" Zeehandelaar.

Dari sinilah Kartini semakin mahir Bahasa Belanda hingga akhirnya ia terinspirasi untuk memajukan perempuan Indonesia.***

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah