Namun ketika berkaca pada Akhlak, rasanya surga itu belum dekat. Rasanya, kita lebih mudah untuk melakukan tahajud dan shaum sunnah dibanding berakhlak mulia.
Minimal, kita tidak membicarakan keburukan orang lain dan memberikan senyuman yang tulus pada sesama.
Baca Juga: Ramadhan di Yerusalem: Setiap Hari Warga Israel dan Palestina Bentrok
Iya, karena amalan ibadah akhlak mulia, yang melibatkan sesama, dirasa lebih sulit daripada amalan ibadah yang langsung kita lakukan pada Allah, tanpa melibatkan perantara pada sesama manusia.
Hal ini sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,
أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)
Masya Allah, Sahabat. Semoga kita semangat memperbaiki diri, terutama untuk meraih ridho Allah dengan kemuliaan akhlak.
Baca Juga: Keutamaan Hari ke-8 Ramadhan, Allah Berikan Pahala 60.000 Orang Zuhud
Semoga kita menjadi pribadi yang memiliki akhlak yang mulia, yang tulus ikhlas, melakukan semua amal ibadah karena mengharap ridho Allah semata.