ASAL USUL LAMBANG PANCASILA dan Keberadaan Kerajaan Sintang, Miniatur Garuda Sintang Masih ada Hingga Kini

- 1 Juni 2022, 17:30 WIB
GARUDA SINTANG - Raja Sintang dan rombongan membawa lambang Kerajaan Sintang yang berupa burung Garuda ke Pendopo Kantor Bupati Sintang untuk mengikuti Upacara Hari Jadi Kota Sintang 2021
GARUDA SINTANG - Raja Sintang dan rombongan membawa lambang Kerajaan Sintang yang berupa burung Garuda ke Pendopo Kantor Bupati Sintang untuk mengikuti Upacara Hari Jadi Kota Sintang 2021 /Istimewa/@HumasPemkabSintang

KALBAR TERKINI – Setiap tanggal 1 Juni, kita memperingatinya sebagai hari lahir Pancasila.

Lalu, dari mana sebenarnya Pancasila yang kita kenal sekarang ini berasal, berikut ulasan lengkapnya dilansir Kalbarterkini.com dari berbagai sumber.  

Nama Sultan Hamid II dan Kerajaan Sintang memiliki kaitan erat dengan terciptanya lambang Garuda Pancasila.

Baca Juga: Mahasiswa dari 11 Kampus di Kalbar Turun ke Jalan, Nyatakan Komitmen Bersama Peringati Hari Lahir Pancasila

Sultan Hamid II disebut sebagai pencetus lambang tersebut sementara ide itu didapat setelah berkunjung ke Sintang dan meminjam simbol kerajaan Sintang yang berupa burung garuda.

Hasilnya, tercetuslah lambang Garuda Pancasila yang hingga kini masih digunakan sebagai lambang negara tersebut.

Baca Juga: Garuda Muda Ditumbangkan Timnas Afghanistan 2-3, Egy Maulana Fikri Satu Gol dan Satu Asisst

Lambang Negara Republik Indonesia yaitu Garuda Pancasila, Namun tidak banyak yang mengenal perancang garuda pancasila tersebut.

Syarif Abdul Hamid Alkadrie atau biasa dikenal Habib Sultan Hamid II adalah perancan Lambang Negara tersebut.

Putra sulung Sultan Pontianak ke-6, Sultan Syarif Muhammad Alkadrie, ini mengalir darah Arab.

Tidak heran kalau kehidupannya dikelilingi orang-orang asing sehingga dia tidak canggung lagi berbaur bahkan berkiprah di forum global.

Baca Juga: Tokoh Perumus Hari Lahir Pancasila, Siapa Sajakah Mereka?

Ketika Sultan Hamid II menjabat sebagai Menteri Negara Zonder Portofolio, dia ditugaskan Presiden Sukarno merencanakan, merancang, dan merumuskan gambar lambang negara.

Pada 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Portofolio.

Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan RM Ngabehi Poerbatjaraka sebagai anggota.

Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.

Baca Juga: Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Berikut Implementasi Lima Sila dalam Kehidupan Sehari-hari

Kemudian terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin.

Namun, karya M Yamin harus tereliminasi karena dalam lambang yang dibuatnya menyertakan sinar-sinar matahari, yang memperlihatkan pengaruh Jepang.

Garuda Pancasila merupakan lambang negara Indonesia yang berbentuk burung menoleh ke arah kiri, penggunaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958.

Menurut mitologi Hindu, burung garuda merupakan burung mistis yang berasal dari India.

Burung tersebut diketahui berkembang sejak abad ke-6 di Indonesia. Dalam lambang tersebut terdapat perisai berbentuk seperti jantung yang digantung menggunakan rantai pada leher Garuda.

Baca Juga: Sosialisasi Empat Pilar, Maria Goreti: Pancasila Menyatukan Kita dan sebagai Anugerah Terbaik Bangsa

Tidak hanya itu, terdapat juga semboyan bertuliskan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ pada bagian pita yang dicengkeram oleh Garuda.

Burung garuda melambangkan kekuatan. Sementara warna emas pada burung garuda melambangkan kemegahan atau kejayaan.

Dengan semua makna yang terkandung pada setiap bagian di lambang negara Indoesia ini.***

Editor: Slamet Bowo SBS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah