Misteri Belati Firaun Tutankhamun Terungkap: Dari Makam Kutukan Mematikan bagi Arkeolog

- 23 Februari 2022, 16:06 WIB
Belati ini yang dipercaya beraasal dari makam Firaun
Belati ini yang dipercaya beraasal dari makam Firaun /Istimewa/Live Science


KALBAR TERKINI - Misteri Belati Firaun Tutankhamun Terungkap: Dari Makam Kutukan Mematikan bagi Arkeolog

Terungkap sudah misteri seputar keberadaan sebuah artefak belati milik Firaun Mesir, Tutankhamun yang hidup 3.400 tahun lalu.

Sebuah analisis baru dari senjata tajam yang ditemukan di makam firaun pada 1922, mengungkapkan bahwa belati itu ditempa dari meteorit di luar Mesir.

Baca Juga: Puasa Asyura Pertama Kali Dilakukan Kaum Yahudi, Begini Kisah Awalnya, Bermula dari Tenggelamnya Firaun

Belati Raja Tutankhamun alias Tut ini, ditempa menggunakan besi meteorit, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Sun, Selasa, 22 Februari 2022.

Penemuan ini mendukung teori sebelumnya bahwa belati dekoratif itu diberikan oleh kakek Raja Tut dari luar negeri.

Hanya saja, asal usul artefak dan cara pembuatannya tetap menjadi salah satu misteri besar seputar barang-barang makam Raja Tut.

Baca Juga: 10 Buah Setan Paling Langka dan Unik di One Piece

Masalahnya, belati ini tidak biasa, karena dibuat menggunakan logam yang jenisnya baru dikenal di Mesir, 500 tahun lagi.

Pada 2016, para ilmuwan menentukan bahwa susunan kimiawi bilah sepanjang 13 inci ini menunjukkan bahwa itu dibuat dengan ahli dari meteorit besi.


Sekarang, analisis dari tim di Institut Teknologi Chiba di Jepang telah mengungkapkan bahwa objek itu kemungkinan dibuat di luar Mesir.

Para peneliti menggambarkan penyelidikan mereka awal bulan ini di jurnal Meteoritics & Planetary Science, setelah melakukan analisis sinar-X dari belati, yang disimpan di Museum Mesir, Kairo, Ibukota Mesir.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gagang emasnya tampaknya dibuat menggunakan bahan perekat yang dikenal sebagai plester kapur.

Plester kapur pada masa itu belum digunakan di Mesir, melainkan oleh perajin di bagian lain dunia.

Analisis menunjukkan bahwa artefak ini dibuat menggunakan teknik suhu rendah yang dipanaskan hingga kurang dari 950 selsius.

Menurut para peneliti, teknik dan materi belati ini mengisyaratkan asalnya yang asingnya, kemungkinan dari Mitanni, Anatolia.

Kesimpulan tersebut persis dengan catatan Mesir Kuno, yang mengklaim bahwa belati besi dengan gagang emas itu diberikan oleh Raja Mitanni kepada Amenhotep III, kakek Tutankhamen.

Ada kemungkinan bahwa Raja Tut mewarisi belati itu karena diwarisi melalui keluarga.

Raja Tutadalah firaun Mesir kuno yang paling terkenal, yang memerintah lebih dari 3.000 tahun lal, tepatnya pada 1332- 1323 SM.

Tut dikenal sebagai 'raja laki-laki' karena baru berusia 10 tahun ketika naik takhta. Ketika menjadi raja, Tut menikahi saudara tirinya, Ankhesenpaaten.

Mereka memiliki dua putri, tetapi keduanya wafat ketika lahir.

Tut meninggal pada usia 19 tahun dalam keadaan misterius. Beberapa percaya bahwa Raja Tut dibunuh, tetapi sebagian besar percaya bahwa kematiannya adalah kecelakaan.

Firaun juga terkenal dengan kutukan yang menghantui makamnya. Setelah makam itu ditemukan pada 1922, para arkeolog, bahkan anggota keluarga mereka, meninggal.

Penyebab kematian itu akibat penyakit yang mengerikan, atau dalam kecelakaan yang aneh. Beberapa orang menyatakan, kematian itu bukanlah suatu kebetulan.

Artefak ini berasal dari abad ke-14 SM, dan ditemukan dalam pembungkus di sekitar paha kanan mumi Raja Tut. Ini adalah fitur pegangan emas yang dihiasi dengan kenop bulat dari kristal batu.

Belati terbungkus dalam sarung emas yang dihiasi dengan pola bunga lili, bulu, dan kepala serigala. Bilah emas terpisah lainnya ditemukan di bawah pembungkus Raja Tut di perut.

Benda-benda besi langka inidianggap lebih berharga daripada emas selama Zaman Perunggu, dan sebagian besar dekoratif.

Belati ini kemungkinan dibuat di luar Mesir karena orang Mesir menemukan kenyataan bahwa besi itu sulit untuk dikerjakan.

Hal ini karena logam jenis meteorit membutuhkan panas yang sangat tinggi untuk ditempa.

Raja Tut paling terkenal karena usianya ketika menjadi penguasa Mesir. Para ahli percaya bahwa bocah itu berusia sembilan tahun ketika mengambil alih pemerintahan kerajaan paling kuat di dunia.

Kematiannya dalam usia 19 tahun telah membingungkan para ahli selama beberapa dekade.

Beberapa percaya bahwa Raja Tut meninggal karena patah kaki atau kecelakaan lain, sementara yang lain menduga dia dibunuh.

Makam Tut digali di Lembah Timur Para Raja, dekat Kario oleh arkeolog Inggris, Howard Carter pada 1922.

Temuan itu tidak biasa karena situs itu tidak pernah dikunjungi oleh penjarah, sehingga meninggalkan harta karun mewah di dalamnya yang tidak terganggu selama 3.300 tahun.***

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah