Tidak bisa kita pungkiri peran para sastrawan dalam menyampaikan narasi-narasi kemerdekaan salah satunya dengan media bahasa dan sastra," jelasnya Sandra.
Menurutnya, sangat diharapkan mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia (PBSI) dapat memahami bahwa mereka adalah generasi yang sebetulnya.
Dengan keahlian di Bidang Bahasa dan Sastra dapat menjadi garda terdepan dalam menumbuhkan semangat kebangsaan dalam bingkai persatuan.
Ketua Prodi PBSI IKIP PGRI Pontianak menyatakan hal yang senada.
Menurutnya, bahasa bukanlah hanya sekadar aset semata, tetapi sebagai pondasi suatu bangsa melainkan satu diantara pengikat yang dapat membangun kebersamaan dan nasionalisme suatu kelompok komunitas, selain elemen ras, dan agama.
"Para pendiri bangsa Indonesia ini tidak membangun bangsanya di atas elemen ras, mengingat keanekaragam suku.
Sedangkan Nasionalisme didefinisikan sebagai paham yang berkaitan dengan menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah bangsa dengan mewujudkan satu kesatuan konsep identitas bersama", jelas Tamimi.
Ia menambahkan, sikap nasionalisme ditandai dengan kecintaan pada bahasa bangsanya karena dari ungkapan “bahasa menunjukkan bangsa” kita dapat menemukan signifikansi yang relevan antara nasionalisme dan bahasa.
"Selamat HUT HMBSI IKIP PGRI Pontianak ke 13 semoga terus dapat melahirkan generasi intelektual yang beradab, cerdas dan terampil," tutup Tamimi.***