"Apa yang benar-benar membuat saya berpikir tentang ini adalah bahwa dengan pandemi kita melihat betapa tidak siapnya dunia.
Tidak ada protokol untuk menanganinya secara efektif, dan itu sama dengan ketahanan internet.
Infrastruktur kami tidak siap untuk peristiwa matahari skala besar," kata Abdu Jyothi kepada WIRED.
Menurut makalah Abdu Jyothi, sebagian dari masalahnya adalah bahwa badai matahari yang ekstrim (juga disebut lontaran massa koronal) relatif jarang terjadi.
Baca Juga: Free Link Download Game Hey Fun Ghost 3D dan Cat Trap Ramadhan 2022
Para ilmuwan memperkirakan kemungkinan cuaca luar angkasa ekstrem yang berdampak langsung ke Bumi antara 1,6% hingga 12% per dekade.
Dalam sejarah baru-baru ini, hanya dua badai yang tercatat yaitu satu pada tahun 1859 dan yang lainnya pada tahun 1921.
Insiden sebelumnya, yang dikenal sebagai Peristiwa Carrington, menciptakan gangguan geomagnetik yang begitu parah di Bumi sehingga kabel telegraf terbakar.