Pada leg pertama perempat final, Liverpool tampil sangat solid dan berhasil melibas Benfica 3-1 di Estadio Da Luz.
Tiga gol kemenangan Liverpool kala itu diciptakan oleh Ibrahima Konate, Sadio Mane, dan Luis Diaz.
Berlanjut ke leg kedua, Klopp melakukan rotasi besar dengan menyimpan banyak pilar Liverpool mulai dari Virgil Van Dijk, Trent Alexander-Arnold, Andy Robertson, Sadio Mane, hingga Mohamed Salah.
Namun, keputusan Klopp itu nyaris merugikan atau membuat Liverpool menelan kekalahan. Beruntung bagi Klopp karena anak asuhnya tetap lolos ke semifinal Liga Champions setelah ditahan imbang 3-3 oleh Benfica pada leg kedua perempat final di Stadion Anfield.
Semifinal Berbeda dari 16 besar dan perempat final, Liverpool bertindak sebagai tuan rumah terlebih dahulu dengan menjamu Villarreal di Stadion Anfield pada leg pertama semifinal.
Hal itu dimanfaatkan Liverpool untuk meraih modal kemenangan 2-0 sebelum bertolak ke markas Villarreal, Estadio de La Ceramica. Mental bertanding Liverpool benar-benar diuji pada leg kedua semifinal kontra Villarreal.
Bagaimana tidak, Liverpool sudah tertinggal 0-1 pada menit ketiga setelah Boulaye Dia sukses mencetak gol untuk Villarreal. Gol cepat Boulaye Dia mempermudah Villarreal mendominasi pertandingan.
Sepanjang babak pertama, Villarreal tampil mendominasi dengan persentase penguasaan bola mencapai 57 persen.
Publik Estadio de La Ceramica kemudian bergemuruh menyambut gol kedua Villarreal yang dicetak oleh Francis Coquelin pada menit ke-41.
Berlanjut ke babak kedua, permainan Liverpool berubah drastis. Liverpool terlihat lebih nyaman memainkan bola dan tidak terburu-buru melancarkan serangan.