Setelah itu kami jemaah urunan beli magic com, wajan panci, mi ,beras, telur. Kalau habis urunan lagi," ungkapnya Prayitno.
Ia menambahkan, mereka juga tak diberi saat berangkat menuju Mina dan baru mendapatkan jatah makan pada malam hari.
"Mina itu tanah lapang dan cuacanya panas, akibatnya banyak jemaah yang pingsan karena dehidrasi, saya sendiri hampir pingsan karena kepanasan menunggu di tanah lapang tanpa air minum yang cukup dan dengan kondisi perut kosong karena tidak mendapatkan jatah sarapan," tambahnya.
Saat mendapatkan jatah katering sewaktu di Madinah dan Makkah sekalipun, makanan yang didapat jemaah juga disebutnya kurang layak.
"Contohnya cuma diberikan nasi putih dan lauk sambal goreng tahu tempe saja, atau nasi kuning dan orek telur.
Apakah begini cara pemerintah dalam menghormati Tamu Allah? Bagaimana jemaah haji akan mendapatkan tenaga untuk melaksanakan ibadah haji apabila makanannya seperti itu?," ujarnya.
Tak hanya itu, Prayitno dan ratusan jemaah di kloter 17 juga sempat ditelantarkan saat menunggu jemputan bus, dari Musdalifah menuju Mina.***