"Akhirnya cari ke tempat sampah kita udek-udek tuh bungkusan roti ada yang 22 (Januari) ketemu lah dua bungkus.
Expired 22 (Januari) dan 23 (Januari) sama tiga bungkus yang di sini (di dalam ruang kepala sekolah)," ungkapnya.
Yeti kemudian menemui pihak roti yang masih berada di area sekolah.
Ia membongkar tempat roti dan menemukan banyak roti kedaluwarsa.
"Saya menuju ke mobil, sales-nya lagi makan di seberang saya bongkar-bongkar tempat rotinya.
Enggak tahunya di situ, saya buka, itu ada 23. Semua masih banyak yang di bawah boks juga sama," tambah Yeti.
Kemudian, Yeti menerima informasi pada pukul 14.00 WIB bahwa siswanya mengalami gangguan pencernaan usai mengonsumsi roti kedaluwarsa tersebut.
"Saya bilang kenapa enggak laporan dari tadi masih ada pihak rotinya, 'Ya kan Bu saya khawatir bukannya karena itu karena enggak muntah-muntah' cuman mules, sudah buang air udah sehat lagi," ujarnya.